TAJDID.ID-Medan || Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (FISIP UMSU) meminta semua pemilih untuk tidak takut datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada Pilkada serentak yang pencoblosannya akan digelar 9 Desember nanti. Meski masih masa pandemi Covid-19, tapi dengan jaminan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat, tidak ada alasan untuk takut datang ke TPS.
Ajakan ini menjadi tema sekaligus salah satu simpulan dalam webinar nasional yang digelar FISIP UMSU, Rabu (2/12) dengan daring melalui fasilitas zoom meeting.
Webinar yang dimoderatori Lutfi Basit M.IKom menghadirkan Special Speech (Pembicara Khusus) oleh WR 3 UMSU Dr. Rudianto, M.Si dan Anggota KPU RI, Pramono Ubaid Tanthowi. Pembicara/Narasumber Anggota KPU Sumut Yulhasni, S.Sos, M.Si, Anggota Bawaslu Sumut Suhadi Sukendar Situmorang, SH, MH, dan Dekan FISIP UMSU Dr. Arifin Saleh Siregar, S.Sos, MSP.
WR 3 UMSU Dr. Rudianto, M.Si dalam sambutannya mengatakan webinar nasional itu dilaksanakan sebagai wujud tri dharma perguruan tinggi sekaligus kontribusi dari UMSU dan FISIP untuk suksesnya pelaksanaan Pilkada serentak di masa pandemi Covid-19.
Dituturkannya, tema webinar ini Jangan Takut ke TPS cukup menarik. Biasanya tema itu mengajak ke TPS, tapi karena pilkada serentak kali ini dilakukan di masa pandemi termasuk di Sumut ada 23 kabupaten/kota melakukan pilkada, maka kami mengajak untuk tidak takut ke TPS.
“Kita semua harus ikut serta menyukseskan Pilkada ini dan menjadi saksi dan pelaku sejarah, karena Pilkada di masa pandemi Covid-19 ini mudah-mudahan hanya sekali ini saja terjadi. Karena itu jangan takut ke TPS, penyelenggara akan berkomiten menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” cetus Rudianto.
Sementara itu, Komisioner KPU RI, Pramono menyampaikan dalam pilkada kali ini ada 15 hal baru di Tempat Pemungutan Suara (TPS), yakni ada 500 pemilih, pakai masker, KPPS harus sehat, pengaturan kedatangan, pakai sarung tangan, sek suhu tubuh, dilarang berdekatan, pelindung wajah, desinfeksi TPS, tidak bersalaman, alat tulis sendiri, tinta tetes, mencuci tangan, tisu kering, dan bilik khusus.
“Berbagai hal baru di atas bertujuan untuk memastikan TPS aman, TPS tidak menjadi cluster penyebaran Covid-19, karena tidak perlu takut untuk datang ke TPS,” tandas Komisioner KPU RI yang menamatkan S2 dari Ilmu Politik University of Hawai ini.
Sedangkan Anggota KPU Sumut, Yulhasni dalam paparannya berjudul ‘Jangan Takut ke TPS’ juga menyatakan penyelenggara pilkada, dalam hal ini KPU dan jajarannya akan melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 yang sangat ketat yang sesuai dengan aturan.
Diungkapkannya, penerapan Prokes secara ketat ini juga sudah disosialisasikan secara luas dengan berbagai media agar masyarakat tidak kuatir dan tidak takut datang ke TPS.
“Jika semua pihak, baik penyelenggara, petugas di TPS, pengawas, saksi, dan masyarakat pemilih mematuhi dan menerapkanprotokol kesehatan, tidak ada alasan untuk takut ke TPS,” tambahnya.
Yulhasni sendiri mengaku sedang berada di Kabanjahe, Tanah Karo dalam rangka memastikan penyelenggaraan Pilkada untuk tetap mematuhi Prokes Covid-19.
Anggota Bawaslu Sumut, Suhadi Sukendar Situmorang menyampaikan pihaknya akan mengawasi semua tahapan pilkada, termasuk pelaksanaan protokol kesehatan dan pemenuhan protokol pengendalian dan pencegahan Covid-19 pada saat pencoblosan di TPS.
“Selain melakukan pengawasan tahapan pemilihan, pengawas pemilihan memastikan penyelenggara KPU hingga KPPS, pasangan calon, tim kampanye, dan para pihak yang terlibat dalam kegiatan tahapan pemilihan untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19,” jelas Suhadi Situmorang.
Suhadi yang sedang berada di Mandailing Natal menyatakan jika semua sudah terpenuhi dan semua pihak berkomitmen melaksanakan protokol kesehatan, maka tidak ada lagi alasan untuk takut datang ke TPS.
Sebelumnya, Dekan FISIP UMSU Dr. Arifin Saleh Siregar, MSP memaparkan hasil survei yang dilakukan Laboratorium Sosial Politik FISIP UMSU yang salah satu temuannya adalah sebanyak 50,3 persen masyarakat menyatakan akan hadir ke TPS jika ada jaminan keamanan dan jaminan penerapan protokol kesehatan dari pihak penyelenggara.
Webinar nasional ini mendapat perhatian serius dari para peserta yang bukan hanya diikuti mahasiswa dan dosen FISIP UMSU, tapi juga peserta dari berbagai daerah dan kota di Indonesia. Ada yang dari Padangsidimpuan, Binjai, Lampung, Sumbawa, Jambi, Bandung, dan Semarang.
Peserta lainnya datang juga dari KPU Kabupaten/Kota, seperti Robby Hutagalung anggota KPU Binjai, Magfiroh anggota KPU Langkat, Nana Miranti anggota KPU Medan, dan Fadlyka Harahap anggota KPU Sidimpuan. (*)