• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Kamis, Juli 10, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Sejarah Lahirnya ‘Aisyiyah

Tiara Nisrina Nyweda Putri by Tiara Nisrina Nyweda Putri
2020/11/29
in 'Aisyiyah, Kemuhammadiyahan, MahasiswaMu Menulis, Opini
0
Sejarah Lahirnya ‘Aisyiyah

Foto: schmu.id

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh: Tiara Nisrina Nyweda Putri


Aisyiyah merupakan organisasi otonom bagI wanita Muhammadiyah yang dibentuk oleh Siti Walidah atau yang biasa dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan bersama dengan suaminya, Kiai Haji Ahmad Dahlan.

‘Aisyiyah didirikan pada tanggal 19 Mei 1917 (27 Rajab 1335 H) di Yogyakarta. Organisasi ini terbentuk di waktu yang bersamaan dengan peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW padatanggal 27 Rajab 1335 H.

Tujuan dibentuknya organisasi ini yaitu sebagai wadah pergerakan bagi kaum wanita Muhammadiyah.

Padaawalnya, organisasi ini memiliki nama SopoTresno, yang memiliki makna literal ‘siapa suka atau siapacinta’. Lahirnya Sopo Tresno digagasi oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan bersama istrinya, Nyai Ahmad Dahlan. Pada waktu itu, Sopo Tresno belum menjadi organisasi, hanya suatu forum pengajian untuk wanita,baik tua maupun muda.

Awal Didirikannya ‘Aisyiyah

SopoTresno merupakan kelompok pengajian yang dibentuk oleh Nyai Ahmad Dahlan bersama suaminya, KH Ahmad Dahlan. Untuk mengubah SopoTresno menjadi organisasi yang konkret, pembentukan organisasi perempuan Muhammadiyah ini diawali dengan adanya rapat yang dilaksanakan di kediaman Kiai Haji Ahmad Dahlan pada tahun 1917.

Rapat tersebut dihadiri oleh beberapa pengurus Muhammadiyah antara lain KH Fachrudin, KH Mochtar, Ki Bagus Hadikusumo serta pengurus Muhammadiyah lainnya. Rapat tersebut menghasilkan keputusan bahwa organisasi tersebut akan dibentuk dengan nama ‘Aisyiyah, atas usul Haji Fachrudin.

Dikutip dari muhammadiyah.or.id, pada awalnya muncul usulan nama “Fatimah” untuk organisasi perkumpulan kaum wanita Muhammadiyah itu, tetapi usulan nama tersebut tidak diterima oleh beberapa anggota rapat. Lalu, KH Fachrudin mengusulkan nama “’Aisyiyah” yang kemudian disepakati dalam rapat tersebut.

 

Mengapa Dinamakan Aisyiyah?

Berdasarkan yang dikutip dari aisyiyah.or.id, nama Aisyiyah terinspirasi dari nama istri Nabi Muhammad SAW, yaitu Aisyah yang dikenal cerdas dan mumpuni. Muhammadiyah memiliki arti pengikut Nabi Muhammad, sedangkan Aisyiyah memiliki arti pengikut Aisyah. Keduanya merupakan pasangan serasi dalam berdakwah, seperti figur Muhammad dan Aisyah, bahwa Aisyiyah akan berjuang berdampingan bersamaMuhammadiyah.

Organisasi Aisyiyah diresmikan pada 22 April 1917, yang dikepalai olehNyai Ahmad Dahlan atau SitiWalidah. Lalu lima tahun kemudian, organisasi ini ikut menjadi bagian dari Muhammadiyah, organisasi yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan.

 

Aisyiyah, Gerakan Amal yang Membuahkan Hasil Nyata

Setelah pondasi ‘Aisyiyah terbentuk, Nyai Ahmad Dahlan dengan giat melayani dan member pendidikan untuk masyarakat dengan melakukan pembangunan sekolah-sekolah putri dan asrama, serta menginisiasi program pendidikan Islam bagi perempuan melalui organisasi ‘Aisyiyah ini.

Sekolah Aisyiyah sendiri merupakan penganut ideology pendidikan Ahmad Dahlan, yaitu Catur Pusat: pendidikan di rumah, pendidikan di sekolah, pendidikan di masyarakat, dan pendidikan di tempat-tempat ibadah.

Di tahun 1919, ‘Aisyiyah membangun pendidikan dini untuk anak-anak dengan nama FROBEL, yang merupakan Taman Kanak-kanak yang didirikan oleh bangsa Indonesia untuk pertama kalinya.

Pada tahun 1923, ‘Aisyiyah mengadakan kegiatan memberantas buta huruf, baik huruf arab maupun latin. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk memperdalam ilmu dan untuk kemajuan emansipasi wanita di dunia publik.

‘Aisyiyah juga mulai menerbitkan majalah organisasi yang dinamakan SuaraAisyiyah di tahun 1926, yang awalnya menggunakan Bahasa Jawa.
Usaha-usaha tersebut membuahkan hasil yang dibuktikan dengan semakin bertambahnya kader ‘Aisyiyah dan berkembangnya organisasi tersebut.

Dilansir dari llhpb.aisyiyah.or.id, saat ini ‘Aisyiyah mengelola 4.560 satuan pendidikan, 280 fasilitas kesehatan, 459 organisasisosial, dan 503 industri usaha kecil. Saat ini ‘Aisyiyah memiliki jaringan yang tersebar luas di 34 provinsi, 370 daerah kabupaten atau kota, 2.332 cabang atau kecamatan, dan 6.924 ranting atau desa.

Organisasi Aisyiyah selalu berkembang dan meningkat seiring berjalannya waktu, sehingga Aisyiyah tumbuh sebagai organisasi otonom yang meluas keseluruh penjuru tanah air.

 

Pembinaan Kaum Perempuan

‘Aisyiyah membentuk dan mengembangkan berbagai program untuk pembinaan dan pendidikan perempuan. Program tersebut di antaranya adalah Siswa Praja Wanita yang didirikan di Yogyakarta pada tahun 1919, yang kemudian berganti nama menjadi Nasyi’atul ‘Aisyiyah (NA) pada tahun 1931.

Gagasan membentuk Nasyi’atul Aisyiyah ini merupakan ide dari Somodirdjo, beliau merupakan seorang guru dari Standart School Muhammadiyah. Ia menekankan bahwa perjuangan Muhammadiyah akan berkembang dengan meningkatnya mutu pendidikan yang diajarkan beliauke pada murid-muridnya, baik di bidang intelektual, spiritual, ataupun jasmani. (*)


Penulis adalah Mahasiswi ITB Ahmad Dahlan Jakarta

Previous Post

Muhammadiyah dalam Lingkup Pendidikan

Next Post

Pancasila dalam Pandangan Muhammadiyah

Related Posts

Ketika YouTube dan TikTok Menjadi Koran Pagi

Ketika YouTube dan TikTok Menjadi Koran Pagi

10 Juli 2025
102
Penyiksaan oleh Aparat TNI-Polri di Sumut Ancam Demokrasi dan Hak Asasi Warga

Sistem Kelas Rawat Inap Standar Kaburkan Prinsip Keadilan Sosial dalam JKN

9 Juli 2025
105
Ketua BIPA UMSU Jadi Narasumber Utama Bimtek BIPA di Aceh

Ketua BIPA UMSU Jadi Narasumber Utama Bimtek BIPA di Aceh

9 Juli 2025
109
Wisuda UMSU Jadi Model, Kopertais IX: Saya Meneteskan Air Mata

Wisuda UMSU Jadi Model, Kopertais IX: Saya Meneteskan Air Mata

9 Juli 2025
111
Bersinergi untuk Umat, PT Sinar Fajar Berjaya (FSB) dan SUMU Teken MoU Nasionalisasi Produk ITMU

Bersinergi untuk Umat, PT Sinar Fajar Berjaya (FSB) dan SUMU Teken MoU Nasionalisasi Produk ITMU

9 Juli 2025
119
Farid Wajdi Terbitkan Buku “Dinamika Regulasi Produk Halal di Indonesia”

Farid Wajdi Terbitkan Buku “Dinamika Regulasi Produk Halal di Indonesia”

9 Juli 2025
113
Next Post
Bertentangan dengan UUD 45, Muhammadiyah: Pembahasan RUU HIP Tidak Perlu Dilanjutkan

Pancasila dalam Pandangan Muhammadiyah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In