Oleh: Rahmatullah Syabir
Pada suatu rumah yang bertingkat dua di Perumahan Citra Kartini, terdengar bunyi motor beat yang tengah dipanaskan.
Samudra Nugraha seorang mahasiswa semester 3 yang memiliki raut wajah yang selalu datar dan jarang senyum, tapi mempunyai rasa ingin tahu begitu dalam. Merupakan anak seorang Kapolda Tadaro yang sangat disegani oleh masyarakat, tengah memakan nasi goreng sambil menuggu motornya yang lagi dipanaskan untuk dipakai ke kampus.
Samudra merupakan mahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas Mipa di Universitas Negeri Tadaro semester 3. Akhir-akhir ini, dia disibukkan dengan tugas yang begitu banyak dari berbagai dosen yang mengajar, sampai otaknya terasa hampir meledak.
Samudra adalah seorang yang introvert, jarang bergaul dan berkumpul walaupun hanya untuk makan dikantin saja. Dia lebih tertarik duduk di kelas sambil main game di gawainya. Jangankan mengobrol, menyapa teman kelasnya sendiripun sangat jarang. Tapi soal rasa ingin tahu tentang ilmu dia juaranya, dia menggunakan gawainya untuk belajar selain pelajaran dari kampus.
Pada suatu waktu, Halisah yang merupakan teman kelas Samudra yang jago melukis dan senang dengan bidang seni, sedang melihat Samudra tengah sibuk dengan gawainya, lalu mengajak pulang bersama karena Halisah lagi tidak bawa motor, yang memang dekatan rumah dengan Samudra.
Merekapun akhirnya jalan, tapi Halisah meminta Samudra untuk berhenti dan menunggu di PKM(Pusat Kegiatan Mahasiswa) karena ada barang Halisah tertinggal di sekret Lembaga Kesenian Kampus.
Besoknya, mereka kuliah tetap seperti biasanya, tetap begitu membosankan bagi Samudra apalagi dengan Halisah yang sangat menyesal ambil kuliah Kimia padahal hobinya melukis. Karena pada saat pendaftaran, Samudra dan Halisah ini tipe pelajar yang mencari jurusan dengan Akreditasi tinggi, katanya supaya setelah lulus dapat mudah diterima di banyak tempat.
Suatu waktu, pada saat ada kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di kampus yang diadakan oleh LDK(Lembaga Dakwah Kampus), Samudrajuga ikut meramaikan kegiatan itu. Tapi pada saat mau masuk pintu ruangan tempat berlangsungnya kegiatan, ia dengan tidak sengaja berpapasan dengan mahasiswi yang parasnya cantik jelita di mata Samudra, Sampai-sampai ia tidak sadar melewati meja registrasi saking terpananya.
Mahasiswi itu bernama Alifah Nurul Insani, mahasiswa semester 3 Fakultas Kedokteran, yang menggunakan pakaian syar’i untuk menegakkan prinsipnya sebagai wanita sholehah. Dia aktif di organisasi LDK, juga menjadi pengajar TK-TPA di masjid dekat rumahnya, dan sering menjadi relawan kemanusiaan di berbagai komunitas.
Setelah melihat mahasiswi itu, Samudra menjadi sangat penasaran , lalu berhari-hari mengutak-atik gawainya untuk berselancar di media sosial untuk mencari identitas mahasiswi itu. Setelah beberapa hari, dia akhirnya mendapatkan akun facebooknya, lalu mencari info sedetail mungkin.
Setelah mengetahui bahwa Alifah adalah seorang mahasiswi tangguh dengan segudang kegiatan keagamaan dan kemanusiaan, Samudra akhirnya tertarik ikut terjun di lembaga keagamaan untuk merasakan seperti apa kehidupan yang Alifah tekuni itu. Untuk saat ini, Samudra niatnya masih ingin lebih dekat dengan Alifah.
Kebetulan Halisah dekat dengan Adam, ia ketua LDK di kampus. KemudianSamudra meminta Halisah untuk memberikan kontak Adam untuk dia hubungi. Tidak lama kemudian setelah berkenalan dengan Adam, Samudra diajak bergabung di LDK oleh Adam, walaupun perekrutan masih lama.
Bersambung (Hal 2)