TAJDID.ID-Banda Aceh II Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dukung Pendampingan Kaji cepat menggunakan Drone untuk Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) se-Aceh bertempat di Hotel Kyriad Muraya. Selasa (17/11).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh BNPB akan berlangsung selama 4 (empat) hari dari tanggal 17-20 November 2020 ini diikuti oleh 55 peserta terdiri dari BPBA dan 23 BPBD kab/kota se-Aceh.
Sekretaris BPBA, Ir. Muhammmad Syahril, MM mewakili Kepala Pelaksana BPBA dalam sambutannya mengungkapkan harapannya agar seluruh petugas Pusdalops BPBA dan BPBD kab/kota se-Aceh khususnya Tim Reaksi Cepat (TRC) dapat mengikuti pendampingan ini secara serius dan tuntas sehingga mendapatkan keahlian dalam penggunaan Drone untuk pemetaan lokasi bencana.
“BPBD mempunyai kebutuhan khusus terkait pemanfaatan Drone ini mengingat sering terkendala oleh Medan bencana yang sulit dicapai sehingga dengan menggunakan Drone akan sangat membantu tugas-tugas BPBD dalam kaji cepat laporan kebencanaan secara cepat dan akurat,” sebut Syahril.
Beliau juga tak lupa menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada Tim kepanitiaan BNPB yang telah memilih Provinsi Aceh untuk menyelenggarakan kegiatan ini dan beliau berharap pula keahlian pengoperasian Drone yang didapat nanti dapat menunjang kinerja petugas Pusdalops khususnya Tim TRC pada saat kaji cepat penanggulangan bencana.
Andri Cipto Utomo, Ketua Panitia Kegiatan, Kasubid Spasial Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), melaporkan bahwa kegiatan ini meliputi teori pengelolaan data Pusdalops,desimasi informasi, praktek penggunaan Drone Deploy, pengelolaan foto udara dan pengelolaan peta.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, DR. Raditya Jati, S.Si, M.Si mengungkapkan bahwa Aceh menjadi prioritas dan perhatian khusus pemerintah melihat dari sejarah tsunami yang terjadi pada tahun 2004 silam sehingga pada tingkat global telah menjadi dasar ilmu untuk gagasan adanya pengurangan risiko bencana” ungkap Raditya pada sambutannya sekaligus membuka acara tersebut secara resmi.
Lanjutnya Aceh harus siap menghadapi dan berdampingan dengan bencana apalagi apalagi setelah mengetahui apa saja yang menjadi ancaman ke depan di Aceh seperti gempa dan tsunami yang masif terjadi merujuk kepada penelitian akhir-akhir ini di Guha Ek Leunthi, Lhong, Aceh Besar yang kini menjadi kajian dunia luar.
Kegiatan pendampingan ini diharapkan dapat mendukung pemahaman praktek langsung penggunaan Drone secara professional, sebagai narasumber adalah BNPB, Dissurportudau TNI AU, Waindo Spectera dan Fotografer Senior di Aceh. (*)
Liputan: Agusnaidi B