TAJDID.ID-Banda Aceh || Frekuensi kejadian bencana di Aceh mengalami penurunan dari yang berjumlah 75 kejadian di bulan Agustus menjadi hanya 36 kejadian di bulan September 2020. Dari seluruh kejadian bencana yang berjumlah 36 kali kejadian, kebakaran pemukiman masih mendominasi sebanyak 16 kali kejadian. (01/10)
Bencana kedua yang paling banyak terjadi adalah angin puting beliung sebanyak 6 kali kejadian, sama halnya dengan kebakaran hutan dan lahan yakni sebanyak 6 kali kejadian dan menghanguskan 4 hektar lahan.
Selanjutnya banjir sebanyak 4 kali kejadian, longsor 2 kali kejadian , terakhir Banjir dan Longsor satu kali.
Wilayah yang paling banyak mengalami kejadian bencana pada bulan September tahun 2020 ini adalah Kabupaten Aceh Besar sebanyak 6 kali kejadian dan Kabupaten Bireuen sebanyak 5 kali masing –masing didominasi oleh kebakaran pemukiman dan kebakaran hutan dan lahan.
Aceh Singkil terjadi 4 kali kejadian bencana didominasi oleh banjir dan Bener Meriah sebanyak 4 kali kejadian dengan kejadian kebakaran mendominasi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Ir. Sunawardi, M. Si mengatakan Kebakaran Pemukiman paling banyak terjadi di Aceh Besar sebanyak 4 kali kejadian, Kebakaran hutan dan lahan paling banyak terjadi di Bireuen sebanyak 3 kali kejadian dan Banjir paling banyak terjadi di wilayah Singkil sebanyak 3 kali kejadian.
“Kebakaran pemukiman yang terjadi di Provinsi Aceh pada bulan September 2020 menyebabkan 14 rumah, 8 ruko dan 1 sarana ibadah terbakar. Korban terdampak berjumlah 16 KK/109 jiwa dari 16 Desa dan 16 Kecamatan.
Adapun total kerugian yang disebabkan oleh kebakaran pemukiman pada bulan September ini adalah 4 Miliar,” jelas Sunawardi.
Lanjutnya lagi, korban terdampak yang ditimbulkan akibat bencana di Aceh bulan September tahun 2020 antara lain sebanyak 654 KK/, 3.019 Jiwa. Total Kerugian secara Keseluruhan yang disebabkan oleh semua Bencana di bulan September 2020 adalah 8 Miliar, alami penurunan tentu saja dari bulan Agustus yang berjumlah 32 Miliar.
Selain itu pada bulan September Tahun 2020 ini Aceh masih sangat disibukkan dengan adanya Bencana Wabah Covid-19 selaku bencana Non-Alam yang menghantui seluruh masyarakat Dunia dan Indonesia, terutama masyarakat Aceh.
Di Provinsi Aceh sendiri dari data terakhir tertanggal 30 September 2020 terkonfirmasi sudah ada 4.552 pasien positif covid-19, dengan total sembuh 2.793 orang, meninggal 176 orang, dan yang masih dirawat 1.637 orang. Dengan total Suspek sebanyak 3.009 orang dan probable sebanyak 420 orang.
Oleh karena itu, dengan semakin bertambahnya jumlah pasien positif Covid-19 di Nanggroe Aceh ini, masyarakat diharapkan untuk tetap tenang, tidak panik, dan tetap produktif dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap Virus Corona (COVID-19).
Selain itu masyarakat juga perlu menerapkan perilaku sosal distancing demi menghambat penyebaran Virus Corona baru.
Pemerintah juga telah mengimbau agar masyarakat bersiap untuk new normal alias hidup “berdampingan” dengan COVID-19 sambil menjalani aktivitas seperti biasa. Namun, tetap ada batasan-batasannya.
Sejak pandemi COVID-19 muncul, hampir semua orang mengalami kendala untuk menjalani kehidupan normal akibat pembatasan yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan virus Corona. Namun, dengan usainya pembatasan tersebut, pemerintah menganjurkan kita untuk mulai melakukan kegiatan seperti biasa, tentunya sambil mematuhi protokol pencegahan COVID-19.
Hal ini mendorong kita untuk lebih gencar dalam menerapkan langkah pencegahan dasar COVID-19, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer, tidak menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci, menerapkan physical distancing, serta mengenakan masker dalam setiap aktivitas, terutama di tempat umum. (*)
Liputan: Agusnaidi B