Tapak Suci, Artefak Pencerahan dan Persatuan
Pada tahun 2003, Pendekar Besar Muhammad Barie Irsjad wafat di Yogyakarta dalam usia 68 tahun dan dimakamkan di TPU Kuncen. Sang Pendekar wafat meninggalkan Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang didirikan tanggal 31 Juli 1963. Tapak Suci adalah sebuah artefak pencerahan yang nyata sangat bermanfaat bagi umat , bangsa, dan negara.
Pada saat ini Tapak Suci telah berkembang pesat di seluruh penjuru tanah air dan mancanegara. Pak Presiden Jokowi pernah berkelakar saat membuka Muktamar Muhammadiyah bahwa jumlah rumah sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah lebih banyak daripada rumah sakit milik kementerian kesehatan. Maka kitapun bisa berkelakar bahwa even kejuaraan nasional Tapak Suci lebih banyak dibanding jumlah even kejuaraan nasional yang digelar PB IPSI, karena banyak juga Universitas Negeri dan Swasta di Indonesia yang memiliki UKM Tapak Suci juga menggelar Kejurnas Pelajar maupun Mahasiswa secara rutin.
Pada partai final Asian games di Jakarta pencak silat menjadi alasan 2 tokoh nasional Joko Widodo dan Prabowo Subianto untuk berpelukan di tengah panasnya konstelasi politik nasional. Seketika itu pula medsos yang selalu penuh caci maki pendukung kedua tokoh atmosfirnya berubah lebih kondusif. Seluruh negeri kontan memuji pencak silat sebagai pemersatu bangsa, semua bangga Indonesia memiliki budaya asli pencak silat. Beladiri asli Indonesia ini spontan mendapat perhatian rakyat.
Itu adalah peristiwa Asian Games di tahun 2018, namun bagaimanakah kondisi pencak silat sebelum Barie Irsjad mendirikan Tapak Suci? Penulis pernah mendengarkan cerita dari Kolonel Afnan Zamhari Ketua PP Tapak Suci 2013-2018, bahwa dahulu sebelum Tapak Suci berdiri tidak ada kejuaraan pencak silat nomor tanding (pertarungan), yang ada hanya perlombaan nomor seni saja. Karena setiap kali dicoba diadakan pertandingan/pertarungan ketika muridnya kalah acapkali pelatih/pendekarnya merasa malu dan tidak terima yang buntutnya antar pelatih bertarung. Setelah Tapak Suci berdiri lalu membuat peraturan pertandingan dan diterapkan dalam Kejurnas Tapak Suci I tahun 1967, dan sukses tidak ada kejadian antar pelatih atau pendekar bertarung sebagai buntut kekalahan muridnya. Setelah itu baru IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) membuat peraturan pertandingan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Pendiri Pimda 02 Tapak Suci Bantul Fahruddin, S.Pd bahwa Tapak Suci lebih duluan memiliki peraturan pertandingan daripada IPSI. Boleh dikata Barie Irsjad dengan Tapak Suci nya telah memotori awal mula pencak silat dipertandingkan dalam gelanggang lengkap dengan peraturan resminya sehingga bisa menghindari ekses negatif yang tidak diinginkan. Dan sekarang pencak silat telah menjadi olahraga bergengsi yang go internasional.
Barie Irsjad si anak Kauman yang tidak pernah mengenyam bangku kuliah punya andil besar memberi pencerahan nyata, sehingga pencak silat yang ada 820 aliran bisa berlaga dalam sebuah gelanggang resmi guna bersama-sama mewujudkan perdamaian, kasih sayang, dan persatuan. Bahkan pencak silat sekarang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO, capaian ini mustahil tanpa andil Tapak Suci yang didirikan oleh Muhammad Barie Irsjad. (Bersambung)