Membela Negara, Melawan Komunis
Kiprah Barie Irsjad bersama Paguron Kasegu semakin penuh dinamika, hingga akhirnya timbul gagasan untuk menyatukan semua paguron pencak di Kauman yang sealiran yaitu Cikauman (didirikan Achmad Dimyati dan M Wahib tahun 1925), Seranoman (didirikan Muh Syamsuddin tahun 1930an), dan Kasegu (didirikan Barie Irsjad tahun 1957).
Setelah melalui serangkaian musyawarah dan adu kaweruh untuk saling pembuktian keilmuan maka semua guru pencak Kauman sepakat mendirikan Tapak Suci pada tanggal 31 Juli 1963. Penyatuan paguron pencak di Kauman yang semuanya bercorak Muhammadiyah juga didorong kebutuhan membela umat dengan adanya situasi genting tanah air di era 60an.
Praktis hari-hari Barie Irsjad bersama Tapak Suci selain sibuk latihan pencak juga aktif dalam gerakan-gerakan advokasi umat dari gangguan anasir-anasir komunis yang mulai unjuk gigi menjelang meletusnya G30S/PKI. Tapak Suci bahkan dijuluki dengan ejekan sebagai tukang pukulnya HMI, karena menjadi pelindung para aktivisnya yang dianiaya orang-orang PKI. Tentu bagi Barie Irsjad dan rekan-rekannya apa yang mereka lakukan adalah sebuah gerakan melawan kemungkaran.
Menurut Pak Muhlas Abror dalam tulisannya di majalah SM tahun 2018, Muhammadiyah pada tanggal 15 Agustus 1965 pertama kalinya menampilkan Tapak Suci dalam sebuah acara Tanwir atau Muktamar di Kota Bandung. Ini menurut Pak Muchlas sebagai jawaban atas show of force PKI di Istora Senayan pada Bulan Mei 1965. Ternyata sebulan kemudian pada 1 Oktober 1965 meletuslah kudeta PKI. Hari-hari selanjutnya Yogyakarta sangat mencekam dan Barie Irsjad memimpin Tapak Suci berhadapan dengan PKI. Ini berlangsung cukup lama hingga pembubaran PKI di tahun 1966.
Barie Irsjad telah mencurahkan kompetensi yang dimilikinya untuk membela ummat dan negerinya dari ancaman anasir-anasir komunis. Sebagai gambaran pada saat meletusnya G30S/PKI, kota Yogyakarta termasuk yang kondisinya sangat genting karena dominasi kekuatan pro PKI sangat kuat, bahkan Danrem Kolonel Katamso dan Kasrem Letkol Sugiono dibunuh. Jakarta dapat dikendalikan oleh RPKAD hanya dalam hitungan jam, namun Yogyakarta baru dapat dikuasai oleh RPKAD dalam 2 pekan. (Bersambung)