Masih suasana tahun baru Hijriah, awak teringat kepada khutbah di Masjid Silaturahim, Kecamatan Medan Johor. Pada hari itu menjadi Hari Jum’at yang pertama di dalam penanggalan Almanak Hijriyah.
Isi khutbah yang singkat itu menyadarkan awak bahwa penamaan bulan di dalam Almanak Masehi dari Januari sampai Desember merupakan nama – mana Dewa dan Dewi bangsa Romawi dan juga Yunani. Khatib pun melarang keras supaya tak menambalkan nama anak/generasi umat Islam merujuk kepada Almanak Masehi.
Dikutip dari berbagai sumber, dimulai dari Januari. Bulan Januari disamakan dengan nama Dewa Janus. Dewa Janus digambarkan berwajah dua. Wajah yang satu melihat ke depan dan yang satunya lagi melihat ke belakang.
Nama bulan Februari berasal dari nama Dewi Februa dan dipahami orang – orang Romawi sebagai Dewi pengawas dan pembersih dari sesuatu hal. Kemudian Bulan Maret. Kata latin Martius (dinamai Mars, dewa perang Romawi) merupakan asal dari nama Maret.
Selanjutnya Bulan April. Penamaan bulan April dengan bahasa Latin aperire yang artinya membuka. Bulan April (Aprilis) dalam kalender Romawi merupakan penghormatan untuk dewi Venus. Kata April diambil dari nama Venus dalam bahasa Yunani yaitu Aphrodite (Aphros).
Bulan Mei. Berasal dari Dewi Maia merupakan salah satu dewi dalam mitologi Roma, yaitu dewi tumbuhan sekaligus dewi Bumi. Karena itulah, setiap hari pertama di bulan Mei, bangsa Roma akan melakukan ritual yang ditujukan untuk Dewi Maia, sang dewi Bumi.
Bulan Juni. Kata Juni atau June berasal dari Juno. Juno adalah istri dewa Jupiter dalam mitologi Romawi.Juni adalah dewi tertinggi dalam mitologi Romawi. Maka, tak heran jika Juno sering disebut sebagai kepala Dewi Romawi. Dalam mitologi Yunani, kedudukan Dewi Juno sama dengan Dewi Hera (istri Dewa Zeus).
Bulan Juli. Kalender Romawi dimulai dari Maret, bukan Januari. Jadi, Juli adalah bulan ke-5. Dulu, nama bulan kelima adalah Quintilis. Namun karena Julius Caesar lahir di bulan Quintilis dan dia memiliki pengaruh yang besar pada pemerintahan Romawi, maka nama bulan kelima dalam kalender Romawi diubah menjadi Juli, bukan Quintilis lagi.
Bulan Agustus. Kata Augustus diambil dari nama kaisar Romawi pertama yang bernama Augustus Caesar.
Bulan September. September berasal dari kata septem. Ini adalah bahasa Latin untuk angka tujuh. Dalam kalender Romawi, September adalah bulan ke-7, bukan bulan ke-9. Bulan Oktober.
Oktober berasal dari kata oktet. Ini adalah bahasa Latin untuk angka delapan. Dalam kalender Romawi, Oktober adalah bulan ke-8, bukan ke-10. November berasal dari kata septem. Ini adalah bahasa Latin untuk angka sembilan.
Dalam kalender Romawi, November adalah bulan ke-9, bukan tanggal 11. November berasal dari kata septem. Ini adalah bahasa Latin untuk angka sembilan. Dalam kalender Romawi, November adalah bulan ke-9, bukan tanggal 11.
Bulan Desember. Desember berasal dari kata decem. Ini adalah bahasa Latin untuk angka sepuluh. Dalam kalender Romawi, Desember adalah bulan ke-10, bukan ke-12. Itulah asal mula nama bulan yang ada di dalam kalender.
Setelah menjelaskan nama nama dewa dewi Romawi dan Yunani, Khatib mencontohkan, beberapa nama umat islam yang sama dengan nama dewa dewi tersebut. Seperti nama Juli yang disesuaikan karena lahirnya bulan Juli, ataupun nama Agus juga Agustina agar tak lagi dipakai. Kalau sudah terlanjur tak mengapa dan jangan diulang kembali, pungkas Khatib. (*)
Roni Jambak, Editor TAJDID.ID