TAJDID.ID || Merayakan Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2020, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berkesempatan menyapa secara daring Putra-Putri Muhammadiyah-‘Aisyiyah dari berbagai daerah seperti Gresik, Lampung, Bengkulu, Balikpapan, Denpasar hingga Sorong Papua.
“Di momentum hari anak ini, kami Pimpinan Pusat Muhammadiyah ingin menyampaikan pesan agar semua anak-anak bisa bertumbuh dan berkembang baik menjadi anak-anak yang saleh salihat, menjadi anak-anak yang selalu ingat dan mau beribadah kepada Allah juga menjadi anak-anak yang selalu baik dan hormat kepada kedua orang tua, guru, sekaligus saling mencintai sesama,” sambutnya dalam acara Haedar Menyapa Putra Putri Muhammadiyah pada Sabtu (25/07) pagi.
Haedar juga berpesan agar anak Indonesia selalu mencintai lingkungan supaya bersih dan sehat. Kata Haedar, setiap manusia wajib menjaga segala sumber daya alam yang ada di bumi dan tidak diperbolehkan merusak segala sesuatu yang ada di bumi seperti halnya hewan, tanaman ataupun lingkungan sekitarnya. Allah SWT sangat membenci manusia yang merusak lingkungan sekitarnya.
“Kami tentu sebagai Pimpinan Muhammadiyah juga Aisyiyah semua juga punya anak, selalu mencintai anak. Anak-anakku sekalian, kalian itu oleh Allah diberi anugrah yang disebut dengan qurrata a’yun, permata hati. Jadi permata hati itu orang jadi anak yang selalu menyenangkan orang tua, guru, sesama. Tapi juga karena mau sekolah, mau mengaji, rajin membaca, dan berbuat sesuatu yang baik,” tutur Haedar.
Lebih jauh Haedar menerangkan bahwa “qurrata a’yun” maksudnya adalah keturunan yang mengerjakan ketaatan, sehingga dengan ketaatannya itu membahagian orang tuanya di dunia dan akhirat. Merkea tahu adab dan melekat pada mereka akhlak terpuji, rajin, cerdas, berprestasi, serta penuh bakti dan pecinta ilmu.
Haedar juga menginginkan agar Putra Putri Muhammadiyah menjadi anak yang gemar membaca dan olahraga. Dengan membaca, anak akan memiliki segudang manfaat untuk menambah wawasan dan menggali informasi. Dengan berolahraga, anak akan memiliki kesehatan dan kebugaran untuk menyongsong masa depan yang lebih siap.
“Nabi Muhammad sejak masih muda bisa mempersatukan orang Arab dengan cara memindahkan Hajar Aswad akhirnya jadi bareng-bareng memakai kain. Jadi, Nabi Muhammad masih remaja itu tukang mempersatukan. Sehingga orang Arab waktu itu mau bertengkar nggak jadi. Karena itu, anak-anak Muhammadiyah harus cinta damai,” kata Haedar.
Selain itu, Haedar tidak menginginkan jika Putra Putri Muhammadiyah melakukan kekesaran dan praktik bullying. Bagi Haedar, peringatan Hari Anak Nasional ini mesti dimaknai sebagai momentum kepedulian seluruh bangsa Indonesia terhadap perlindungan anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal. (*)
Sumber: muhammadiyah.or.id