TAJDID.ID || Pengamat Media Fajar Junaedi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengatakan, bahwa terkait penangan pandemi Covid-19 persoalan Indonesia adalah berkutat pada komunikasi.
“Bagaimana kita mengkomunikasikan ini kepada masyarakat. Persoalan kita sejak awal adalah tata kelola komunikasi kepada masyarakat,” ungkapnya.
Menurut Fajar, jika penyebaran informasi PSBB di sosial media melalui buzzer maka informasi yang diterima bukan lagi pembatasan sosial berskala besar, tetapi pelonggaran sosial berskala besar, informasi tersebut menjadi bias.
“Ketika wacana ini didengungkan maka menimbulkan ketidakpastian terhadap masyarakat,” ungkapnya.
Karena itu, kata Fajar, adalah menjadi tugas penting bagi media untuk mengurangi ketidakpastian informasi yang ada di masyarakat. Informasi yang bukan lagi menguras mata namun lebih mengarah kepada informasi positif.
Menurutnya, letak ketimpangan informasi di masyarakat ini dapat diatasi dengan menyajikan data yang dibahasakan secara sederhana oleh media.
“Mengembangkan jurnalisme data atau science dengan membahasakan ke dalam bahasa yang pupoler dan mudah dipahami oleh masyarakat dari berbagai kalangan umum,” sebutnya.
Terkait hal ini, lanjut Fajar, tantangannya ke depan pers di Indonesia harus mulai berkembang tidak hanya menyampaikan berita hard news, tapi menyampaikan berita dalam konteks feature yang berita-berita itu mengandung science yang dapat dipahami masyarakat.
“Sehingga lubang yang terjadi pada masyarakat bisa teratasi melalui jurnalisme science,” tuturnya. (*)