TAJDID.ID-Jakarta || Setelah menuai protes dari masyarakat, Kementerian Tenaga Kerja akhirnya memutuskan menunda kedatangan 500 TKA China yang rencananya mereka bekerja di kawasan industri di Konawe, Sulawesi Tenggara, tempat produksi lithium untuk baterai mobil listrik. Namun mereka baru boleh masuk Indonesia usai pandemi COVID-19.

Menurut Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, bahwa TKA China itu akan masuk Indonesia sekitar Juni atau Juli mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Razikin Juraid mengatakan, bahwa sebenarnya TKA China itu tidak menjadi persoalan sebetulnya kalau dalam keadaan Bangsa ini normal. Tapi saat ini lebih kurang 10 juta orang yang berpotensi kehilangan pekerjaaan.
“Jadi itu bisa menjawab atas kengototan Pak Luhut. Pertanyaaan saya, kenapa Pak Luhut begitu ngotot dengan rencananya memasukkan 500 TKA China tersebut, ada apa..? Tentu saja saya patut menduga, disana Pak Luhut punya kepentingan individu,” ujarnya, Selasa (12/5/2020)
Baca juga: Terkait Rencana Kedatangan TKA China, Pemuda Muhammadiyah Minta Pemerintah Lebih Sensistif
Razikin minta LBP berpikir secara komprehensif dan membuat pernyataan yang seolah merendahkan bangsa ini.
“Berulang kali Pak Luhut mengatakan 500 TKA China dibutuhkan karena orang Indonesia belum punya kemampuan yang dibutuhkan, pernyataan seperti mendistorsi kemampuan Bangsa ini, harus dihentikan. Pak Luhut ini seperti megalomania,” ujarnya.
Razikin yakin kampus-kampus besar sepeti ITB, UI, UGM memiliki kemampuan untuk menyiapkan tenaga-tenaga dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
“Ajak mereka bicara, libatkan mereka untuk mendesain masa depan Indonesia. Jangan main-main sembunyi-sembunyilah. Kita tidak ingin, perusahan asing mengeksploitasi sumber daya alam kita berpuluh-puluh tahun. sementara kita sebagai tidak berdaya mengawasinya, hanya karena arogansi satu-dua orang di Republik ini, ujung-ujungnya rakyat yang menanggung beban dalam jangka panjang,” tutup Razikin. (*)
siapa bilang org indo tdk bisa mengolah sendiri,BISA. bahkan cina sebagai mandor kpd orng pribumi, kami yg kerja berat disini bkn TKI