Oleh : Syaiful Hadi JL
Kau masih tersenyum
saat udara amis kemiskinan mendera mu
jalan berdebu kering dari harapan
Kau duduk ditepi mushola durian nanap memandangi mereka yang lelah
ada yang terus melintas
ada yang mampir untuk memasrahkan hidup kepadaNya
bersama dzikir yang terputus-putus
Kau masih tersenyum
saat udara amis kemiskinan mendera mu
tapi tidak pada jiwa dan semangatmu
kau berdiri tegak menyonsong donasi dari banyak sahabat mu
kemudian engkau berbagi
pada mereka yang tak punya
ada beras
ada panganan berbuka
ada kurma
bahkan, ada Al Quran
agar mereka bisa memelihara raga
agar mereka bisa memelihara taqwa
dengan membaca
Kau masih tersenyum
saat udara amis kemiskinan mendera mu
tapi tidak pada iman dan semangat ibadah mu
mengajak banyak orang untuk subuh bersama
bermunajat untuk membuka tabir harapan
pada pagi yang dingin
tak cuma disitu
engkau oun menyediakan panganan pagi
agar mereka kuat dan tangguh melintas hari
kau masih terseyum
petang tadi
saat menyapa pelintas untuk singgah
berbuka dan makan bersama
tanpa engkau tau
itulah sapaan terakhir mu
sebelum engkau dijemputNya.
Medan, 12052020