Oleh: Mohammad Norman
Innalillahi waiinailaihi rojiun
Allahumaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu.
Kader, pejuang, aktifis, Angku Nashrallah, Anwar Bakti Nasrallah Sikumbang itu hari ini, pergi untuk selamanya.
Kemarin sore almarhum masih terlihat bersemangat melayani jamaah berbuka puasa di mushalla Muhammadiyah Kampung Durian, kawasan beliau berdomisili.
“Hidup tak lain dari kematian demi kematian.kebaikan dan kesenangan hanya pinjaman,lekas berlalu” kembali bait penyair abd-al-rahman shukri ini kupungut utk merenungkan kefanaan.
Dari tempat ini aku masih bertanya-tanya, tak siap untuk kehilangan.benarkah kau telah pergi sahabatku ? Sebaiknya bukan sekarang.perjuangan kemanusiaan,penindasan,kesewenang wenangan dan keadilan belum selesai.
Disisi lain kepergian ini membebaskanmu dari makin beratnya himpitan persoalan kemanusian. Bukan hanya kematian tidak bisa dihindarkan. Seperti kembang mawar yang harumnya tak pernah sirna, Angku Nashrallah tak pernah sirna dari ingatan kami sebagai aktifis dan pejuang.bagaikan obor yang menerangi gulita malam.
Selamat jalan sahabatku, aku bersaksi angku adalah orang baik yang mewakafkan diri untuk kebajikan dan kemanusiaan.
Ya Rabb, ampuni khilaf salah dan dosanya, terimalah amal kebajikannya, tempatkan ia ditempat yang sebaik baiknya disurga jannatunnaim. Aamiin ya Rabb. (*)