Ketika Malam Kularutkan dalam Istigfar
Oleh: King Muhammad
Di malam permulaan Ramadhan ini
Kubuka lembaran kitab suci
Dan membaca ayat-ayatnya seperti tangisan pertama seorang bayi
Coba tiriskan di kupingmu
Bila khatam dalam semalam
Akan kugodok hati dalam nyala api
Lalu larut di kedalaman maknanya
Seperti biji-biji kopi yang dinanak di atas bara
Menjadi serpih
Menjadi beraroma
Tiba-tiba menjadi segelas kopi hangat
Yang terhidang di meja malaikat
Laa Haula Wala Quwwata Illa Billaah
Wahai Gustiku..
Wudhuku hari ini adalah prasangka kenajisan
Yang entah kapan akan dijunubkan menjadi faatihah
Yang entah kapan akan kuhadaskan menjadi jembatan emas
Yang entah sampai kapan aku mampu memundaknya
Alif Laam Miim..
Aku bagai berada di daratan paling dingin
Entah daratan bernama apa
Hingga sekali waktu dapat membayangkan kuburan-kuburan tua di bawah pohon kemboja
Dengan tulang belulangnya yang merindukan hidup
Mereka benar-benar ingin kembali ke permukaan bumi
Dan ingin mengulang hidupnya kembali
Wahai Istriku..
Ketika kita bangun pada pertengahan malam
Lihatlah anak-anak kita yang masih lelap tertidur
Wajahnya begitu sulit aku tuliskan
Seperti Nur dalam kegelapan
Mencari pangkal dan ujungnya pada keheningan malam
Yaa Robbi ..
Yaa Kariim..
Seperti Pesut yang mengarungi samudera raya
Mencari pangkal dan ujung lautan
Dengan keterbatasan kayuhan siripnya
Aku pun akan mencari alamat untuk sampai ke sebuah masjid
Menemui para alim yang rendah hati
Yang setiap hari menjadikan kitab-kitab
Sebagai bantal dan kacamatanya
Untuk meleburkan diri ke dalam lautan istigfar
Lautan permohonanku..
Lautan penuh tangis penyesalanku
Laa Ilaaha Illa Anta
Subhaanaka Inni Kuntu Minad Dzaalimiin
2020