Oleh : Budi Nurastowo Bintriman
Kenapa Abu Dzar Al-Ghifari tak dipilih oleh Rasulullah sebagai pemimpin? Kalau pikirannya dangkal dan liberal, maka ini dijadikan hujjah untuk “bolehnya” tidak memilih pemimpin muslim, dan “bolehnya” untuk memilih pemimpin kafir.
Secara logika, padahal ada alasan lain dari tidak kompetennya Abu Dzar Al-Ghifari dalam hal kepemimpinan. Yaitu karena masih banyaknya figur-figur muslim lain yang jauh lebih layak kompetensinya untuk menjadi pemimpin.
Dengan kata lain, setidaknya, jika tak ada sahabat yang kompeten jadi pemimpin, maka SANGAT TIDAK MUNGKIN Rasulullah akan import pemimpin dari kaum Yahudi, kaum Nasrani, ataupun dari kaum kafir lainnya.
Semoga Robby Karman dan siapapun yang “sealiran” dengannya, bisa paham atas logika ini. Karena sejatinya, ini logika enteng-entengan saja.
Lagi pula, tulisan Robby Karman tentang kepemimpinan itu nyaris hanya “ulangan” dari tulisan Wawan Gunawan AW. Dan tulisan WGAW sudah aku counter di majalah Tabligh.
Untuk perkara ad-Din seperti ini, aku tak bisa tinggal diam. Meskipun puasa, maka aku tetap akan tanggapi secara keras, tapi tetap rasional !
Wa-ALLAHU a’lam bishshawwab.
Artikel singkat ini merupakan tanggapan terhadap tulisan Robby Karman di IBTime yang berjudul: Syarat Mutlak Menjadi Pemimpin itu “Mumpuni”, Bukan Muslim.