• Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan
Selasa, September 26, 2023
TAJDID.ID
  • SAJIAN
  • LIPUTAN
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
    • Foto
    • Medsos
    • Pengumuman
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • Muktamar
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • IMM
      • IPM
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
    • Sejarah
    • Sains
    • Kesehatan
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Renungan
    • Syahdan
    • Kutipan
  • TULISAN
    • Pedoman
    • Ulasan
    • Percikan
    • Tilikan
    • Utasan
    • MahasiswaMu Menulis
  • RINGAN
    • Kiat
    • Celotehan
  • TONTONAN
    • TAJDID Channel
No Result
View All Result
  • SAJIAN
  • LIPUTAN
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
    • Foto
    • Medsos
    • Pengumuman
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • Muktamar
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • IMM
      • IPM
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
    • Sejarah
    • Sains
    • Kesehatan
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Renungan
    • Syahdan
    • Kutipan
  • TULISAN
    • Pedoman
    • Ulasan
    • Percikan
    • Tilikan
    • Utasan
    • MahasiswaMu Menulis
  • RINGAN
    • Kiat
    • Celotehan
  • TONTONAN
    • TAJDID Channel
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Soal Radikalisme dan Intoleransi

Shohibul Anshor Siregar by Shohibul Anshor Siregar
17 Desember 2019
in Opini, Ulasan
0
Soal Radikalisme dan Intoleransi

Ilustrasi stigmatisasi radikalisme dan intoleransi.

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh: Shohibul Anshor Siregar


Soal radikalisme dan intoleransi, pemerintah perlu diingatkan agar tidak salah kaprah.

Pertama, bahwa setiap orang yang beragama dengan benar pastilah merasa agamanyalah yang paling benar. Itu memang sikap terbaik yang diminta oleh semua agama kepada pemeluknya. Itu bukan masalah khas Indonesia, melainkan gejala universal yang ethernal (berlaku sepanjang masa). Apakah ini radikalisme dan intoleransi?

Kedua, dengan bahasanya masing-masing semua agama menginginkan pengaruh agamanya berlaku dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam tatanan kenegaraan. Itu bukan hanya cerita masa lalu sebagaimana dapat diperiksa dalam sejarah (misalnya perang salib yang berlangsung selama kurang lebih dua abad, dimulai perang salib I sampai perng salib IX tahun 1095-1291).

Negara-negara maju saat ini menunjukkan fakta bahwa agama memengaruhi seluruh proses politik. Karena itu apa pun bentuknya dan bagaimana pun narasinya, semua pemeluk agama di Indonesia tidak mungkin tidak berusaha mendominasi satu sama lain. Itu sudah watak agama, karena semuaagama itu pada dasarnya memiliki energiluar biasa perluasan penganut dan pengaruh atau sifat missionarisme. Bagaimana menghukum jenis radikalisme seperti ini?

Ketiga, sebelum Eropa dan semua penjajah datang ke Indonesia, nusantara adalah negeri-negeri muslim dalam bentuk kerajaan-kerajaan yang secara langsung atau tidak langsung terkoneksi dengan khilafah internasional Turki Ustamani. Eropa membawa Katholik dan Kristen, juga faham-faham lain seperti sosialisme dan komunisme.

Keempat, apa yang terjadi dan diheboh-hebohkan belakangan hanyalah kelanjutan dari perebutan pengaruh di antara agama-agama itu. Hanya saja umat Islam di Indonesia lebih banyak meski tak didukung oleh pendanaan dan pengaruh politik internasional. Kebetulan wacana politik saat ini dikuasai oleh negara Barat dengan segenap kedahsyatan media yang mereka miliki.

Secara peyoratif (buruk) mereka ciptakan Islam sebagai musuh, tak cuma dengan menokohkan Osama dan Albagdadi melalui Alqaeda, ISIS dan segenap jejaring lainnya. Harap dicatat bahwa pola ini dikebangkan dari teori yang diperkenalkan oleh Samuel PHuntington (1996) melalui bukunya “The Clash of Civilization” (Perbenturan Peradaban). Di sana Islam diposisikan sebagai lawan tanding yang terus akan bergelut atas peradaban Barat, persis meniru perang salib.

Kelima, kepentingan Indonesia berbeda dengan kepentingan negara-negara Barat dan negara-negara besar lainnya termasuk Cina, yang akan terus melakukan penjajahan dengan cara baru dalam mendominasi, baik melalui isyu perdagangan bebas, globalisasi, HAM dan lain-lain.

Keenam, umat Islam dan kualitas apa adanya saat ini bukanlah musuh bagi negara dan pemerintah. Keliru kecenderungan memojokkan umat Islam dengan isu radikalisme dan intoleransi yang digencarkan saat ini. Jangan sampai tangan pemerintah digunakan oleh pesaing-pesaing umat Islam Indonesia sebagai alat pukul yang dahsyat dengan mandat resmi pemerintahan. Itu tidak boleh terjadi.

Ketujuh, hulu persoalan Indonesia saat ini adalah keadilan distribusi. Rakyat mengeluhkan kemiskinan, pengangguran, perilaku pembangunan yang tidak bersinggungan dengan urgensi peningkatan kesejahteraan rakyat. Jokowi-Ma’aruf sebaiknya fokuskepada masalah-masalah ini dan tidak membungkam orang-orangkritis dengan pelabelan radikal dan intoleran. Itu amat tidak etis dan berbahaya.

Jokowi-Ma’aruf harus menyadari bahaya penyalah-gunaan istilah radikalisme dan intoleransi terutama bagi umat Islam Indonesia dan jangan membiarkan Menteri Agama berinprovisasi liar hingga mencengangkan seluruh dunia apa sebetulnya peran dan fungsi kementerian Agama itu.

Jokowi-Ma’aruf juga penting kembali ke UUD 1945 khususnya alinea keempat pembukaan yang menjelaskan tujuan bernegara dan berpemerintahan, yakni antara lain melindungi segenap tumpah darah dan seluruh bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan seterusnya. (*)


Penulis adalah Dosen FISIP UMSU dan Koordinator n’BASIS

Tags: intoleransiradikalismeshohibul anshor siregar
Previous Post

LKSA Tunas Melati Muhammadiyah Tuban Turut Semarakkan Jambore Anak Indonesia

Next Post

Bertemu Menkopulhukam, MAHUTAMA Tekankan Pentingnya Moderasi Kehidupan Beragama

Related Posts

Shohibul: Kawal Ketat Pemilu 2024!

Shohibul: Kawal Ketat Pemilu 2024!

21 September 2023
Simalungun Masuk dalam Daftar Daerah Tertinggi Rawan ‘Politik Uang’, Shohibul: Saya Tidak Percaya Hasil Survei Bawaslu itu

Simalungun Masuk dalam Daftar Daerah Tertinggi Rawan ‘Politik Uang’, Shohibul: Saya Tidak Percaya Hasil Survei Bawaslu itu

1 September 2023
Menyoroti Sepakterjang Politik Keluarga Jokowi

Menyoroti Sepakterjang Politik Keluarga Jokowi

29 Agustus 2023
MK Izinkan Kampanye di Sekolah dan Kampus, Shohibul: Sebuah Kemajuan dalam Demokrasi Indonesia

MK Izinkan Kampanye di Sekolah dan Kampus, Shohibul: Sebuah Kemajuan dalam Demokrasi Indonesia

23 Agustus 2023
Kegagalan Konsolidasi Demokrasi

Kegagalan Konsolidasi Demokrasi

5 Agustus 2023
Baliho Politik

Baliho Politik

13 Juli 2023
Next Post
Bertemu Menkopulhukam, MAHUTAMA Tekankan Pentingnya Moderasi Kehidupan Beragama

Bertemu Menkopulhukam, MAHUTAMA Tekankan Pentingnya Moderasi Kehidupan Beragama

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SOROTAN

  • Tidak Setuju Wacana 2 Poros Pilpres 2024, Abdul Mu'ti: Polarisasi Politik Seperti Pilpres 2019 Akan Terulang Kembali
    Tidak Setuju Wacana 2 Poros Pilpres 2024, Abdul Mu'ti: Polarisasi Politik Seperti Pilpres 2019 Akan Terulang Kembali
  • Menghidupkan Warisan Pemikiran Buya Syafii Maarif Sebagai Cendekiawan Muhammadiyah dan Aset Bangsa
    Menghidupkan Warisan Pemikiran Buya Syafii Maarif Sebagai Cendekiawan Muhammadiyah dan Aset Bangsa
  • Belajar Matematika Unik Ala Siswa MIM 16 Karangasem Paciran
    Belajar Matematika Unik Ala Siswa MIM 16 Karangasem Paciran
  • PW Persis Sulsel Sukses Gelar Musyawarah Ke-III
    PW Persis Sulsel Sukses Gelar Musyawarah Ke-III
  • Koleksi Kata-kata Mutiara tentang "Sujud"
    Koleksi Kata-kata Mutiara tentang "Sujud"

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KICAUAN

Kicauan Saya

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • SAJIAN
  • LIPUTAN
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
    • Foto
    • Medsos
    • Pengumuman
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • Muktamar
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • IMM
      • IPM
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
    • Sejarah
    • Sains
    • Kesehatan
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Renungan
    • Syahdan
    • Kutipan
  • TULISAN
    • Pedoman
    • Ulasan
    • Percikan
    • Tilikan
    • Utasan
    • MahasiswaMu Menulis
  • RINGAN
    • Kiat
    • Celotehan
  • TONTONAN
    • TAJDID Channel

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In