TAJDID.ID-Bantul || Dalam rangka menyambut pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Kota Solo tahun 2019, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tapak Suci Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) gelar ajang “Tapak Suci National Championship of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2019”. Kegiatan ini berlangsung mulai 16 sampai 18 Desember 2019 di Gedung Sportorium UMY.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Tapak Suci, Afnan Hadikusumo mengatakan, bahwa menjadi seorang pesilat merupakan salah satu bentuk melestarikan budaya asli Tanah Air. Pasalnya tepat pada Kamis 12 Desember 2019lalu, Pencak Silat ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh The United Nations Education, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO).
Oleh karenanya, kata Afnan, selain menjaga kearifan lokal. Kader Tapak Suci juga turut menyebarkan dakwah Muhammadiyah.
“Tanggal 12 kemarin pencak silat telah resmi tercatat sebagai warisan budaya Indonesia. Maka sebagai kita berkewajiban untuk terus mengembangkan dan menjaga keutuhan Tapak Suci. Lalu juga mendakwahkan nilai-nilai Muhammadiyah, karena kita berada di bawah naungan Muhammadiyah,” jelas Afnan pada (17/12).
Afnan berpesankepada para pesilat untukmenjaga konsistensi dalam berlatih, agar dapat mendulang prestasi sampai pada tingkat tertinggi. Ia juga mengingatkan bahwa untuk memperoleh prestasi yang maksimal diperlukan berbagai tekad, kerja keras, sportifitas dan selalu berdoa.
“Menjadi juara tidaklah mudah, perlu berbagai hal untuk mencapai itu. Berlatih yang sungguh, tekun, jiwa sportifitas dan berdoa untuk menjadi juara,” sebutnya
Pada kesempatan yang sama Rektor UMY, Gunawan Budiyanto, menyebutkan bahwa Tapak Suci menjadi salah satu sarana untuk melakukan pendidikan karakter. Mengutip dari salah satu Ikrar Tapak Suci, Gunawan yakin bahwa mental dan karakter seorang anak dapat menjadi kuat melalui Pencak Silat.
“Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah. Dalam Ikrar itu menegaskan bahwa Tapak Suci bukan hanya tentang olahraga. Tetapi juga menyinggung soal pendidikan karakter,” kata Gunawan.
Gunawan menekankankepada para pelatih dan para pendekar Tapak Suci agar terus memberikan pendidikan akhlak, moral dan karakter.
“Untuk para pelatih, pendekar dan kader Tapak Suci ataupun Muhammadiyah pentingnya iman dan akhlak bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu perlu sekali bagi pendekar untuk terus memperhatikan pendidikan karakter bagi setiap murid,” ujar Gunawan
Kejuaraan ini diikuti sebanyak 298 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat dari seluruh Indonesia. Dalam ajang tersebut terdapat dua kategori perlombaan yang dipertandingkan, yaitu kategori tanding putera dan puteri serta kategori seni putera dan puteri. (*)
Sumber: muhammadiyah.or.id