• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Selasa, Juli 1, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Etos Keilmuan Para Astronom Muslim

Oleh: Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar

M. Risfan Sihaloho by M. Risfan Sihaloho
2019/12/06
in Esai, Islam, Keislaman
0
Etos Keilmuan Para Astronom Muslim

Ilustrasi Astronomi Islam.

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Menurut Ibn Khaldun (w. 808/1405), astronomi adalah ilmu yang mengkaji gerak planet-planet ‘diam’, planet-planet ‘pengembara’ dan planet-planet yang ‘berbolak-balik’ di angkasa. Sementara menurut Mohamad Ahmad Sulaiman (w. 1435/2014), astronomi adalah ilmu yang mengkaji segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta berupa benda-benda langit di luar atmosfir bumi seperti matahari, bulan, bintang, sistem galaksi, planet, satelit, komet dan meteor dari segala asal-usul, gerak, fisik dan kimianya dengan menggunakan hukum-hukum matematika, fisika, kimia dan bahkan biologi.

Ilustrasi Astronomi Islam. (foto: alcetron)

Secara garis besar, ada 5 kontribusi besar peradaban Islam di bidang astronomi, yaitu: (1) instrumen-instrumen astronomi, (2) observatorium, (3) tabel astronomi (zij), (4) mikat, dan (5) literatur-literatur. Tidak dipungkiri, segenap kontribusi itu dilahirkan oleh karena etos dan nalar saintifik yang besar sebagai dimiliki para astronom dan ilmuwan Muslim. Etos-etos itu adalah: pencari kebenaran, kejujuran dan orisinalitas, Kosmopolitanisme dan Universalisme, keterbukaan dan apropriasi, dan kritisisme.

 

Pencari Kebenaran.

Mengamati langit bagi seorang astronom Muslim merupakan upaya menerjemahkan ayat-ayat Allah di segenap semesta. Dalam beberapa ayat-Nya juga tampak bahwa pengamatan terhadap alam semesta merupakan bagian dari perintah Allah. Semangat al-Qur’an adalah semangat mengungkapkan kebenaran. Semangat ini ditangkap dan diinternalisasikan oleh para astronom Muslim sedemikian rupa sehingga begitu serius mempelajari astronomi dari berbagai aspek dan tradisi lalu mengembangkannya dengan segenap penemuan, dan lantas mewariskannya kepada generasi berikutnya.

Kejujuran dan Orisinalitas.

Tidak diragukan bahwa para astronom Muslim memiliki intensitas yang tinggi dalam menulis karya sebagai hasil pengamatan dan perenungannya terhadap langit. Nilai-nilai yang ditekankan dalam kode etik penulisan para astronom Muslim adalah kejujuran dan orisinalitas. Salah satu rintisan sarjana astronomi Muslim klasik yang diwariskan kepada dunia astronomi sampai hari ini adalah ditumbuhkannya tradisi penyebutan tokoh terdahulu sebagai apresiasi keilmuannya. Sebelum peradaban Islam, belum ada kode etik bahwa seorang astronom yang mengutip harus menyebutkan nama penulis dan sumber yang dikutipnya. Ibn Majdi (w. 850/1446), astronom Muslim asal Mesir, dalam salah satu karyanya “Ghunya al-Fahīm wa ath-Tharīq Ilā Hall at-Taqwīm” (Analisis Komprehensif dan Tata Cara Penguraian Penanggalan) tercatat menukil dan menyebut beberapa tokoh astronomi senior seperti Kusyyār al-Jīlī (w. ± 350/961), Nashiruddin al-Thūsī (w. 672/1272), Ibn Syāthir (w. 777/1375). Materi yang dikutip berupa pembahasan ru’yah al-hilāl. Apa yang dilakukan Ibn Majdi agaknya belum dimiliki oleh sarjana-sarjana astronomi pra Islam. Ptolemeus misalnya tidak merasa berkewajiban untuk menyebutkan sumber-sumber pengamatan dan penelitiannya beserta silang pendapat yang ada diantara tokoh-tokoh yang ia bahas.

 

Kosmopolitanisme dan Universalisme

Sarjana astronomi Muslim memiliki etos keterbukaan dan kosmopolitan yang dapat menerima berbagai tradisi keilmuan astronomi dari beragam peradaban. Sikap ini sejalan dan merupakan pengejawantahan sabda Nabi Saw “ambillah hikmah itu dari mana saja berasal”. Sikap keterbukaan-kosmopolitan ini pada akhirnya menyebabkan para astronom Muslim mampu mengembangkan sains astronomi dan ikut memberi kontribusi besar bagi peradaban dunia.

Ilustrasi Astronomi Islam.

Keterbukaan dan Apropriasi 

Para ilmuwan muslim terkhusus yang mendalami astronomi tidak canggung melahap manuskrip-manuskrip astronomi dari India, Persia dan Yunani. Itu dilakukan tanpa ada ketakutan akan terlebur dalam paradigma atau cara pandang perdaban-peradaban pra-Islam tersebut. Para astronom Muslim dengan penuh percaya diri membuka diri untuk disapa oleh teks-teks asing yang mungkin saja bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Mereka membaca karya-karya Hindu asal India, Zoroaster asal Persia, paganisme dari Harran (Suriah), Hellenisme asal Iskandariah, ataupun Nasrani asal Romawi. Mereka juga terbiasa bekerja sama dengan sarjana-sarjana Nasrani, Yahudi, dan Hindu dalam menyusun karya-karya ilmiah mereka. Penerjemah ulung Hunain bin Ishaq adalah sarjana beragama Nasrani, ia banyak menrjemahkan karya-karya astronomi dari Yunani. Al-Biruni juga berkolaborasi dengan sarjana-sarjana Hindu selama 13 tahun di India dalam menyusun buku berjudul “Tahqiq Ma li al-Hind Min Maqulah Maqbulah fi al-‘Aql au Mardzulah”, sebuah karya ensiklopedis yang sangat sistematis dan komprehensif tentang sejarah dan sosiologi India.

Namun yang menarik para astronom Muslim ini justru mereka melakukan proses kreatif terhadap berbagai tradisi keilmuan pra-Islam tersebut, yaitu dengan melakukan sintesis yang melahirkan bangunan ilmu pengetahuan yang benar-benar baru, yaitu astronomi Islam.

 

Kritisisme.

Dalam khazanah intelektual peradaban Islam, tradisi kritik tampaknya merupakan fenomena umum yang berlaku ketika itu. Tak terkecuali, tradisi ini tumbuh subur dikalangan sarjana astronomi Muslim klasik. Fenomena dialog, debat, diskusi, dan saling kritik merupakan hal lazim ketika itu. Ibn Sina (w. 428/1037) dan al-Biruni (w. 440/1048) misalnya, keduanya pernah saling berdebat tentang berbagai hal mulai dari persoalan astronomi, fisika, matematika, sampai filsafat. Al-Biruni mengkritik keras aliran peripatetik dalam banyak segi yang justru didukung kuat oleh Ibn Sina. Al-Biruni juga mengkritik beberapa doktrin fisika peripatetik Aristotelian, misalnya tentang masalah gerak, gravitasi, ruang, dan materi. Namun, pada saat yang sama , dua tokoh besar inipun pernah saling berkorespondensi dalam banyak hal yang mereka sepakati bersama. Hal ini tidak lain menunjukkan kesadaran intelektual yang tinggi. Dalam satu hal keduanya berdebat dan saling mengkritik, namun dalam satu hal lainnya keduanya dapat berdiskusi.

Salah satu bentuk etos kritisisme sarjana Muslim adalah tumbuhnya tradisi revisi suatu terjemahan yang dilakukan lebih dari satu kali. Hal ini dilakukan dalam rangka melahirkan versi terjemahan yang lebih efektif dan autentik. Di sini, semangat kritisime sarjana Muslim berkorelasi erat dengan etos pertanggungjawaban ilmiah guna mengungkap kebenaran sejatinya. (*)


Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Dosen UMSU dan Kepala Observatorium Ilmu Falak (OIF) UMSU

 

Tags: astronomiastronomi islamilmu falakOIF UMSU
Previous Post

Fakultas Teknik UMSU Jajaki Kerjasama dengan pH Value (Japan) Ltd

Next Post

Perkuat Pengawasan Pilkada 2020, FISIP UMSU-Bawaslu Medan Teken MoU

Related Posts

Kepala OIF UMSU Lakukan Perjalanan Akademik ke Mesir

1 Oktober 2024
135
OIF UMSU Riset Naskah Falak Abad 9 H/15 M di Mesir

OIF UMSU Riset Naskah Falak Abad 9 H/15 M di Mesir

1 Oktober 2024
141
OIF UMSU Sukses Laksanakan “OIF Camp & Observe ke-6”

OIF UMSU Sukses Laksanakan “OIF Camp & Observe ke-6”

26 Februari 2024
147
OIF Worldwide 2, Lakukan Kunjungan dan MoA dengan Dua Lembaga di Malaysia

OIF Worldwide 2, Lakukan Kunjungan dan MoA dengan Dua Lembaga di Malaysia

22 Desember 2023
185
Tindak Lanjut DAD, PK IMM FISIP UMSU Kunjungi OIF UMSU

Tindak Lanjut DAD, PK IMM FISIP UMSU Kunjungi OIF UMSU

29 Mei 2023
227
Kampus UMSU Menarik Perhatian Seniman

Kampus UMSU Menarik Perhatian Seniman

14 Mei 2023
272
Next Post
Perkuat Pengawasan Pilkada 2020, FISIP UMSU-Bawaslu Medan Teken MoU

Perkuat Pengawasan Pilkada 2020, FISIP UMSU-Bawaslu Medan Teken MoU

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In