TAJDID.ID-Medan || Secara perhitungan kalender Masehi pada tanggal 18 November 2019 Muhammadiyah genap berusia 107 tahun dari kelahirannya pada 18 November 1912.Tidak ada yang bisa membantah, bahwa Muhammadiyah, baik dalam pemikiran maupun dalam dunia nyata, telah membuktikan dan terus bergerak secara luas dalam usaha “mencerdaskan kehidupan bangsa” hingga usia lebih dari satu abad tersebut.
Lantas, apa sebenarnya rahasia Muhammadiyah bisa bertahan dan produktif memberikan kemaslahatan bagi bangsa Indonesia selama itu?
Secara gamblang Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara, Prof Dr Hasyimsyah Nasution MA mengungkapkan rahasia tersebut.
Menurutnya, rahasia Muhammadiyah bisa bertahan dan tetap istiqomah berkontribusi untuk kemajuan bangsa Indonesia selama 107 tahun adalah karena banyak orang yang mencintai dan berharap kepadanya.
“Tidak diragukan lagi, bangsa ini sangat berharap besar kepada Muhammadiyah. Buktinya, sudah 14 orang Pahlawan Nasional yang lahir dari rahim Muhammadiyah,” ujarnya saat memberikan arahan pada acara Wisuda Periode II 2019 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) di Selekta Convention Hall Medan, Rabu (13/11/2019).
Dan dalam konteks kekinian, kata Hasyimsyah, insyaallah Muhammadiyah akan tetap menjadi kekuatan strategis bagi masa depan Indonesia.
Kemudian, mengutip al-Qur’an Surat Asyaba’ ayat 13, Hasyim berpesan kepada seluruh wisudawan-dan wisudawati UMSU untuk senantiasa bersyukur. Ditegaskannya, amal adalah bentuk dari kesyukuran. Bersyukur itu tidak cukup ditandai dengan makan-makandan mengucapkan alhamdulillah, tapi juga harus dibuktikan dengan karya.
“Artinya berbuat itu tidak boleh berhenti, dan itulah bentuk kesyukuran,” sebutnya.
Selanjutnya ia juga membacakan al-Qur’an surat al- Mujadalah Ayat 11. Menurutnya, makana dari ayat ini adalah, bahwa Untuk bangkit dan maju ada dua prasyarat yang harus dipertahankan.
Pertama, mempertahankan aqidah. Artinya,secara sosiologis semakin maju dunia ini dan semakin meluasnya berbagai ragam media tentunya akan berpotensi menggangu dan mengancam pribadi kaum muslimin.
“Karena itu, bagaimanapun majunya peradaban manusia, tetaplah jaga kemurniah aqidah,” tegasnya.
Kedua, terus meningkatkan ilmu. Hasyimsyah mengingatkan, perkembangan kedepan jauh lebih cepat, maka kalau memungkinkan upayakanlah untuk melanjutkan studi ke tingkat master, bahkan doktor.
“Tak masalah kerja atau menikah dulu. Tapi jangan sampai pupus ghairah untuk belajar, terutama secara formal, dalam hati,” sebutnya.
Maka, kata Hasyimsyah, hanya dengan dua cara itu derajat orang muslim akan di angkat, dihargai dan mendapat posisi yang terpuji.
Ditambahkannya, Keistimewaan pendidikan Muhammadiyah itu adalah membangun karakter alumninya.”Pendidikan Muhammadiyah itu tidak hanya menyuguhkan transfer of knowledge, tapi juga membangun dan membentuk karakter,”jelasnya.
Kontiniutas Dakwah
Hasyimsyah juga mengingatkan tentang pentingnya keberlanjutan dakwah Islam. Dituturkannya, bahwa Rasulullah SAW itu kalau cuma sendiri, maka tidak mungkin sampai syiar Islam itu ke Indonesia, karena umur beliau cuma 63 tahun. Karena itu Rasulullah SAW mempersiapkan sahabat,dan sahabat mempersiapkan generasi tabi’in.
“Jadi kalian adalah orang-orang atau generasi yang dipersiapkan juga membawa Islam dan Muhammadiyah itu di masanya,” kata Hasyimsyah.
Karena itu ia mengingatkan, supaya alumni UMSU untuk senantiasa mengingat salahsatu ikrarnya, yakni memperhatikan amal usaha Muhammadiyah.
“Baik langsung atau tidak langsung, kalian harus ingat dengan almatermu, paling tidak memberikan kontribusi pemikiran untuk memajukan dan mengembangkannya di nasa yang akan datang,” tutupnya.(*)
Liputan: M. Risfan Sihaloho