• Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan
Sabtu, Januari 16, 2021
TAJDID.ID
Iklan
  • SAJIAN
  • Kejadian
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEDSOS
    • PENGUMUMAN
  • Gagasan
    • OPINI
    • ESAI
    • RESENSI
  • Gerakan
    • MUHAMMADIYAH
      • PTM/A
      • AUM
      • LAZISMU
      • MDMC
      • MCCC
      • MUKTAMAR
    • ‘AISYIYAH
    • ORTOM
      • PM
      • NA
      • IMM
      • IPM
      • HW
      • TS
  • Kajian
    • KEISLAMAN
    • KEBANGSAAN
    • KEMUHAMMADIYAHAN
    • SAINS
    • KESEHATAN
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • PUISI
    • CERPEN
  • Renungan
    • SYAHDAN
    • KUTIPAN
  • Tulisan
    • PEDOMAN
    • ULASAN
    • PERCIKAN
    • TILIKAN
  • RINGAN
    • KIAT
    • CELOTEHAN
No Result
View All Result
  • SAJIAN
  • Kejadian
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEDSOS
    • PENGUMUMAN
  • Gagasan
    • OPINI
    • ESAI
    • RESENSI
  • Gerakan
    • MUHAMMADIYAH
      • PTM/A
      • AUM
      • LAZISMU
      • MDMC
      • MCCC
      • MUKTAMAR
    • ‘AISYIYAH
    • ORTOM
      • PM
      • NA
      • IMM
      • IPM
      • HW
      • TS
  • Kajian
    • KEISLAMAN
    • KEBANGSAAN
    • KEMUHAMMADIYAHAN
    • SAINS
    • KESEHATAN
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • PUISI
    • CERPEN
  • Renungan
    • SYAHDAN
    • KUTIPAN
  • Tulisan
    • PEDOMAN
    • ULASAN
    • PERCIKAN
    • TILIKAN
  • RINGAN
    • KIAT
    • CELOTEHAN
No Result
View All Result
TAJDID.ID
No Result
View All Result

Busyro Muqoddas: Radikalisme Hanyalah Pengalihan Isu Korupsi

Editor 1 by Editor 1
4 November 2019
in NASIONAL
0
Busyro Muqoddas: Radikalisme Hanyalah Pengalihan Isu Korupsi
2.2k
VIEWS
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

TAJDID.ID-Yogyakarta || Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busyro Muqoddas menilai, fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam melawan radikalisme hanyalah pengalihan isu-isu korupsi. Isu radikalisme sengaja dibuat dan dimunculkan seperti pernah dilakukan Orde Baru.

Busyro menjelaskan, radikalisme sebenarnya bersumber dari kesalahan yang disengaja atas tata kelola sumber daya alam dan dampak dari kesenjangan ekonomi serta keadilan sosial.

“Karnena itu, radikalisme agama sengaja dihadirkan sebagai jualan politik,”ujar Busyro  di Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MM FEB UGM), Yogyakarta, Sabtu (2/11).

Mantan Wakil Ketua KPK ini hadir di MM FEB UGM sebagai pembicara utama dalam talkshow anti-korupsi yang mengangkat tema ‘Mengupas Perkara Korupsi dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia’.

Dituturkannya, pada masa Orde Baru, isu ekstrem kanan dan kiri dimunculkan untuk mengalihkan isu korupsi. Isu ini dimunculkan secara sistematis dan terpusat oleh sistem politik yang korup. Ia mencontohkan, saat itu aktivis Budiman Sudjatmiko yang jadi politisi PDIP dituduh ekstrim kiri dan kalangan agama terutama Islam dicap ekstrim kanan.

Menurut Busyro, pengalihan isu-isu korupsi dengan isu radikalisme tersebut terbukti mampu membuat kekuasaan Orde Baru bertahan 32 tahun.

“Jika kita tidak hati-hati dan lalai melakukan pengawasan, bisa jadi sistem politik transaksional seperti tahun ini terjadi pada 2024. Sebab elite politik di tingkat daerah dan pusat berupaya mengeruk kekayaan alam Indonesia sebagai modal bertarung di pikada dan pilpres,” jelasnya.

Selain itu, terlebih lagi anggota DPR RI didominasi kalangan pedagang yang pada dasarnya mencari untung. Menurut Busyro. mereka bisa masuk ke (wilayah) privat yang bisa mempengaruhi kebijakan keputusan negara.

“Saya berharap pedagang yang ada di DPR menjadi pedagang yang memiliki keadaban sehingga mampu menyuarakan suara rakyat,” tegasnya.

Atas pelbagai persoalan tersebut, Busyro mengatakan kampus dan angkatan mudanya bisa melahirkan perubahan dengan independensinya.

Akan tetapi Busyro mengatakan, menjaga independensi kampus akan menjadi tugas berat ke depan, terlebih melihat tendensi kebijakan baru pemerintah kepada perguaruan tinggi, seperti rektor dipilih oleh pemerintah,

Busyro mengatakan, dengan jatah suara pemerintah lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 35 persen dalam memilih rektor, usaha mengagalkan rektor yang pilihan senat sangat besar.

“Soal rektor akan dipilih presiden, saya memiliki concern. Ini masalah serius. Semoga tidak terjadi,” harapnya. (*)

Tags: Busyro MuqoddaskorupsiKPKorbaradikalisme
Previous Post

Sikapi Stabilitas Bangsa Pasca Pemilu 2019, APHTN-HAN Sumut Gelar Diskusi Publik

Next Post

Pemimpin: Antara Harapan dan Kekecewaan

Related Posts

Berhentikan Ketua KPU Arif Budiman, Pemuda Muhammadiyah Sebut DKPP Gagal Paham

Berhentikan Ketua KPU Arif Budiman, Pemuda Muhammadiyah Sebut DKPP Gagal Paham

15 Januari 2021
224
Lazismu Pekalongan Raih Penghargaan Program Kemanusian Terbaik Nasional 2020

Lazismu Pekalongan Raih Penghargaan Program Kemanusian Terbaik Nasional 2020

14 Januari 2021
22
Forum Peduli USU Minta Tuntaskan Dugaan Kasus Plagiarisme

Forum Peduli USU Minta Tuntaskan Dugaan Kasus Plagiarisme

12 Januari 2021
103
MUI Sesalkan Aksi Teror Pembakaran Ponpes Al~Furqon Muhammadiyah Lamongan

MUI Sesalkan Aksi Teror Pembakaran Ponpes Al~Furqon Muhammadiyah Lamongan

11 Januari 2021
766
Ponpes Al~Furqon Muhammadiyah Lamongan Dibakar Orang yang Tak Bertanggungjawab

Ponpes Al~Furqon Muhammadiyah Lamongan Dibakar Orang yang Tak Bertanggungjawab

11 Januari 2021
720
Survei: Muhammadiyah Ormas Paling Peduli Saat Pandemi

Muhammadiyah Dukung Kebijakan PPKM

8 Januari 2021
26
Next Post
Pemimpin: Antara Harapan dan Kekecewaan

Pemimpin: Antara Harapan dan Kekecewaan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SOROTAN

  • Berhentikan Ketua KPU Arif Budiman, Pemuda Muhammadiyah Sebut DKPP Gagal Paham
    Berhentikan Ketua KPU Arif Budiman, Pemuda Muhammadiyah Sebut DKPP Gagal Paham
  • Gantikan Akhyar, Sekda Jadi Orang Pertama yang Divaksin di Medan
    Gantikan Akhyar, Sekda Jadi Orang Pertama yang Divaksin di Medan
  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail
    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail
  • Mendengarkan Tukang Bongak
    Mendengarkan Tukang Bongak
  • Muhammad Sabri Fiin, Sosok Kader Otentik yang Pantas Memimpin PAN Deli Serdang
    Muhammad Sabri Fiin, Sosok Kader Otentik yang Pantas Memimpin PAN Deli Serdang

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • SAJIAN
  • Kejadian
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEDSOS
    • PENGUMUMAN
  • Gagasan
    • OPINI
    • ESAI
    • RESENSI
  • Gerakan
    • MUHAMMADIYAH
      • PTM/A
      • AUM
      • LAZISMU
      • MDMC
      • MCCC
      • MUKTAMAR
    • ‘AISYIYAH
    • ORTOM
      • PM
      • NA
      • IMM
      • IPM
      • HW
      • TS
  • Kajian
    • KEISLAMAN
    • KEBANGSAAN
    • KEMUHAMMADIYAHAN
    • SAINS
    • KESEHATAN
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • PUISI
    • CERPEN
  • Renungan
    • SYAHDAN
    • KUTIPAN
  • Tulisan
    • PEDOMAN
    • ULASAN
    • PERCIKAN
    • TILIKAN
  • RINGAN
    • KIAT
    • CELOTEHAN

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In