Gara -gara penampilannya yang sangat “menghentak’ di acara talk show ILC, nama Rocky Gerung kian hari kian membetot perhatian publik. Di awal penampilannya, ia menyatakan bahwa, sebaik-baik pembuat hoaks adalah rezim yang berkuasa. Mengapa? Karena rezim mempunyai segala daya dukung yang diperlukan. Daya dukung sumber daya manusia, melimpah. Apalagi daya dukung sarana dan prasarana, bahkan berlebih. Tak ada pihak manapun yang mampu menandinginya. Pernyataannya itu kemudian seolah menjadi aksioma.
Berikut-berikutnya Rocky menjadi sosok yang ditunggu-tunggu khalayak pada setiap acara diskusi atau perdebatan publik. Bahkan belakangan muncul adagium “no rocky no party”. Mengapa ia menjadi sebegitu fenomenal? Semua tak lepas dari sikap kritisnya, keberaniannya, luas wawasannya sekaligus kedalamannya, dan konsistensinya dalam menyuarakan perlawanan terhadap kekuasaan yang mengkooptasi kebenaran dan akal sehat. Ia juga terampil bermain logika dan dalam pemilihan diksi-diksi nakal yang ringan tapi menyengat. Misal tentang cacat nalar, dungu, akal sehat, dan lain-lain.
Kini Rocky Gerung juga sering diundang untuk “berbicara” di perguruan-perguruan tinggi Islam. Padahal ia sendiri Kristiani. Diksi akal sehat seolah menyihir kawula muda. Banyak kalangan keranjingan terhadap frasa akal sehat. Karena kini akal sehat itu dibenturkan terus-menerus oleh Rocky ke “kepala batu” dan “otak udang” rezim yang sedang berkuasa. Rezim sering ia personifikasikan kepada pucuk pimpinannya. Bukan kepada pribadinya, tetapi kepada kebijakan-kebijakannya.
Maka sekarang ini Rocky sudah menjadi simbol perlawanan elitis (intelek) terhadap rezim yang bebal, kumuh, dan dungu (versi Rocky). Setidaknya rakyat mendapat hiburan jenis terbaru dari Rocky. Setidaknya rakyat mendapat pelampiasan uneg-uneg, manakala seluruh person pendukung rezim jadi kelojotan dan megap-megap tiap menghadapi Rocky Gerung.
Meski begitu, akal sehat versi Rocky tetap perlu untuk ditanggapi. Karena sekarang ini, ia seperti melenggang sendirian. Sementara yang lain terpesona belaka tanpa sikap kritis. Tanggapan dalam bentuk sikap kritis bertujuan untuk memperkaya khazanah pengertian akal sehat darinya yang melulu sekuler.
Jika kita cermati, frasa akal sehat yang dimaksud oleh Rocky Gerung lebih mengarah ke frasa ulul-albab dalam Al-Qur’an. Tentang seberapa dekat atau jauh jaraknya, mari kita perbandingkan. Frasa ulul albab bertebar di belasan ayat dan di beberapa surat. Dari berbagai tebaran itu setidaknya dapat ditarik pengertian, bahwa orang yang berakal sehat adalah sebagai berikut :
- Orang yang berilmu, dan ilmunya bersifat rahmatan lil ‘alamin (QS. Al-Hadid 25).
- Orang yang muamalah duniawiyahnya berlandaskan syari’at Islam (QS. Al-Maidah 49).
- Orang yang budi pekertinya mulia (QS. Al-Ahzab 25).
- Orang yang takut kepada Allah dengan ketaatannya beribadah sesuai sunnah (QS. Ali Imran 31 / QS. Al-Hasyer 7).
- Orang yang hanya menuhankan Allah semata (QS. Az-Zumar 2 – 3)
- Orang yang mau mensyiarkan, mentablighkan, dan mendakwahkan kebaikan dan kebenaran tersebut di atas, serta cinta amalan amar makruf nahi mungkar (QS. Ali Imran 104 / QS. Al-Maidah 67 / QS. An-Nahl 44).
Dalam perspektif pluralitas-relijius (bukan pluralisme), orang yang berakal sehat mestinya; (1) Mantap meyakini agamanya (2) Kemudian dibuktikannya dengan ketaatan melaksanakan ritual (3) Berperilaku santun dan beradab (4) Mentaati aturan dan konsensus-konsensus bersama untuk mencapai harmoni (5) Haus menuntut ilmu untuk kemanfaatan bersama dengan landasan obyektivitas (6) Suka menebarkan kebaikan, kemanfaatan, dan kebenaran kepada sesama.
Berdasarkan beberapa titik elaboratif tersebut di atas, maka orang yang berakal sehat mustinya bisa hidup rukun berdampingan dengan ulul albab. Ini indah dan ideal. Setidaknya telah ada penampakan-penampakan kecil yang ada pada diri Rocky Gerung dalam bergaul dan bersosialisasi.
Penulis sangat yakin (husnudzan), jika Rocky “bertemu dan berkenalan” dengan Islam, ia pasti akan mudah memahami tulisan ini. Betapa akal sehat yang ia dengung-dengungkan sejatinya masih sangat jauh (rendah) bila dibandingkan dengan ulul albab. Ulul albab sudah pasti berakal sehat. Betapa banyak aspek-aspek transenden yang inheren, namun aspek-aspek transenden tersebut tak ada pada akal sehat. Bisa jadi banyak orang yang tak paham perihal ini. Termasuk di dalamnya umat Islam itu sendiri.
Maka mari kita doakan bersama-sama, agar akal sehat versi Rocky segera “paralel” atau bahkan “melebur” untuk menjadi bagian dari keunggulan ulul albab versi Al-Qur’an. Amin.
Wa-ALLAHU a’lam bishshawwab.(*)
Muballigh Akar Rumput. Pengasuh Pondok Pesantren Muhammadiyah Asy-Syifa’ Bantul (2012 – 2017)