TAJDID.ID-Yogyakarta || Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah menyampaikan rasa bangga dan apresiasi tinggi kepada Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta atas capaian-capaian yang begitu cepat. Salah satunya, UNISA menjadi satu-satunya universitas swasta yang dipercaya Kemenristekdikti untuk menyelenggarakan S2 kebidanan.
“Rasa syukur bangga dan ikhtiar lebih kuat lagi untuk capaian-capaian luar biasa. Agar UNISA punya ghiroh tinggi sebagai universitas satu-satunya dibawah organisasi perempuan di Indonesia,” kata Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini dalam rangkaian penutupan Milad UNISA Yogyakarta ke 28 baru-baru ini.
Noordjannah juga menyampaikan agar diusianya yang telah memasuki 28 tahun ini menjadikan kesuksesan bagian dari titik-titik yang harus dicapai oleh UNISA.
“PP ‘Aisyiyah memberikan tanggungjawab untuk UNISA Yogyakarta agar menjadi leader perguruan tinggi Aisyiyah yang akan tumbuh lainnya,” ujarnya.
Diungkapkannya, ada dua perguruan tinggi ‘Aisyiyah yang sedang dalam proses mengajukan perubahan bentuk.
“Kalau kita sukses dengan UNISA Yogyakarta, maka insyaAllah, Stikes ‘Aisyiyah Solo, akan menjadi UNISA Solo, mungkin 60-70% langkah itu telah dilakukan,” sebutnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, PP ‘Aisyiyah berharap mudah-mudahan bisa dipercepat langkah tersebut, sehingga pada Tanwir ‘Aisyiyah ke 2 nanti, sudah bisa mengumumkan perubahan bentuk tersebut. Dan diikuti Stikes ‘Aisyiyah di Bandung yang sedang di usulkan juga.
Ditegaskannya, sudah hampir 102 tahun ‘Aisyiyah hadir dan terus meningkatkan gerakannya, baik untuk kepentingan dakwah termasuk kemanusiaan semesta. Hadirnya Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah adalah bagaimana meluaskan pandangannya yakni pandangan agama dan islam yang berkemajuan menjadi misi dakwah Persyarikatan dan hadir tidak hanya di bumi Indonesia.
“Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tidak hanya hadir untuk negeri ini tapi untuk kepentingan kemanusiaan semesta,” tegas Noordjannah.
Kehadiran UNISA menjadi mata rantai gerakan dakwah ‘Aisyiyah dengan terus mengembangkan risalah kemajuan dan keagamaan, dan juga dakwah melintas batas, dakwah yang tidak pernah hanya berpihak kepada suku, ras, agama tertentu tetapi Islam rahmatan lil alamin.
“UNISA harus bisa menjadi lokomotif dalam berdakwah amar maruf nahi mungkar,” katanya. (*)
Sumber: muhammadiyah.id