• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Rabu, Juli 2, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Haedar Nashir: Pemberantasan Korupsi itu Jalan Amal Shaleh

M. Risfan Sihaloho by M. Risfan Sihaloho
2019/07/19
in Muhammadiyah
0
Haedar Nashir: Pemberantasan Korupsi itu Jalan Amal Shaleh
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

TAJDID.ID -Yogyakarta || Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir  menyebut  pemberantasan korupsi sebagai jalan amal shaleh. Karenanya  segenap elemen bangsa, termasuk Muhammadiyah,  harus ambil bagian dalam tugas tersebut.  Pemberantasan korupsi bukan semata tugas sepihak yang diembankan hanya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Demikian disampaiakan Haedar dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PP Muhammadiyah dengan KPK di Kantor PP Muhammadiyah, JL. Cik Ditiro, 23, Yogyakarta, Kamis (18/7)

Dikatakannya, Muhammadiyah mendukung tegaknya sistem kehidupan kenegaraan yang bebas dari korupsi. Karena mengingat betapa terjal dan berlikunya jalan penegakan sistem yang bebas dari korupsi, sekaligus juga melakukan usaha pemberantasan korupsi.

Kendati demikian, Haedar tetap mengajak segenap anak bangsa untuk optimis dengan usaha perbaikan sistem tersebut. Optimisme tersebut dibarengi dengan kepercayaan terhadap progres negara yang berbekal sejarah panjang. Namun perlu disadari bahwa masih ada banyak hal yang tercecer yang perlu diperbaiki. Terkait tugas perbaikan tersebut memang sudah ada institusi yang dibentuk dan ditugaskan untuk penanganan hal-hal tersebut.

“Sebagai kesatuan bangsa, institusi tersebut harus didukung oleh elemen-elemen bangsa lainnya,” ujarnya.

Berhubung  banyaknya lawan dari tugas institusi pemberantasan korupsi, menurut Haedar diperlukan back-up dari semua kalangan, baik dari media masa, partai politik, organisasi kepentingan, serta masyarakat luas.

“Mengingat kasus korupsi sudah mengakar di Indonesia, tugas tersebut menjadi sebuah hal yang sulit. Mengutip pepatah ‘membersihkan lantai yang kotor yaitu dengan sapu yang bersih’, maka diperlukan pembentukan ‘sapu-sapu’ yang bersih dalam jumlah yang banyak. Karena luasnya lantai kotor yang harus dibersihkan,” ungkapnya.

Lebih lanju ia menyampaikan, menyikapi banyaknya kasus tindakan korupsi di Indonesia, dalam bangunan sistem berfikir setidaknya terdapat tiga sudutpandangyang harus dibenahi. Pertama, struktur yaitu dengan cara mendukung KPK menjalankan tugas sesuai fungsinya. Dukungan tersebut untuk membuat sebuah sistem dalam pemerintahan kita secara keseluruhan untuk lebih baik lagi. Ketika ada problem Abuse of Power, menjadi tugas yang berat ketika institusi penegakan hukum dan pemerintahan juga turut terjangkit masalah yang bersifat koruptif.

“Setiap kita membangun sistem, pasti ada hal yang mampu kita urai. Kita dorong sebanyak mungkin pihak untuk melakukan gerakan political wil supaya tercipta sikap anti korupsi dan tercapainya Good Government,” jelasnya.

Selanjutnya, kata Haedar, optimisme tersebut harus dibangun dan disebarkan, sehingga tugas institusi KPK terbantu dan lebih ringan. Kemudian dilakukan penegakan dan tindakan yang lebih berani, tugas-tugas tersebut merupakan amanah kolektif sebagai bangsa. Penegakan sistem dilakukan mulai dari hulu, untuk pembenahan aspek yang berpontensi munculkan problem Abuse of Power. Sehingga tercipta suasana politik nilai yang mapan, kemudian terbentuk sistem pemerintahan yang baik (Good Goverment).

Haedar menilai, sistem politik yang menjadi realitas bangsa ini sedang dalam proses menuju liberasi yang sedimikian rupa. Sistem liberal yang menjangkiti politik Indonesia, menjadikan bangsa ini pragmatis. Sistem liberal menjadikan transaksi politik uang dianggap ‘lumrah’, bukan hanya pada elite. Tapi ‘penyakit’ tersebut juga menyebar sampai pada strata masyarakat yang paling bawah.

Kedua, membangun kultur atau budaya anti korupsi. Pada sudut kedua ini, Muhammadiyah telah menjadikanya sebagai sistem melalui audit yang dilakukan terhadap semua institusi atau Amal Usaha Muhamamdiyah (AUM) yang kemudian hasilnya dilaporkan secara masif ke Pimpinan diatasnya.

Kendati demikian, kata Haedar, budaya yang dilakukan oleh Muhammadiyah ini masih terdapat beberapa kekurangan. Dijalankannya sistem tersebut oleh Muhammadiyah selain sebagai bentuk kerapian organisasi, juga diharapkan sebagai model percontohan yang bisa direplikasi di Indonesia.

“Tradisi tersebut mampu mengamankan uang umat yang kita ikhitiarkan sendiri menjadi akuntabel. Membiasakan budaya tersebut menjadi tugas bersama. Dari kerjasama ini dapat diteruskan sampai kepada PTM dan AUM lainnya sehingga gerakan ini menjadi gerakan kolektif,” jelasnya.

Ketiga, perbaikan pada aspek personal atau manusianya. Diperlukan karakter manusia Indonesia yang bersahaja, memiliki konsep hidup ‘cukup’. Karena pada dasarnya bangsa Indonesia memiliki tradisi yang bisa dijadikan sebagai tameng atas nafsu tindakan koruptif, yaitu prihatin.

Tradisi tersebut menjadikan manusia Indonesia memiliki strugle of life yang kokoh. Namun, manusia-manusia Indonesia menjadi gagap atas pribadi yang dimilikinya tatkala berada di ambang batas kecukupan.

“Kelebihan tersebut memunculkan hasrat ingin berlebihan kepada yang lain, sehingga tercipta manusia yang rakus dan tamak,” kata Haedar. (*)


Sumber: muhammadiyah.id

Tags: Haedar NashirkorupsiKPKMuhammadiyah
Previous Post

Memimpin adalah Jalan yang Menderita

Next Post

Pemimpin yang Hemat dan Sederhana

Related Posts

Potensi Regional Istimewa untuk Solo: Waktunya jadi ‘Special Region of Surakarta’

Potensi Regional Istimewa untuk Solo: Waktunya jadi ‘Special Region of Surakarta’

20 Juni 2025
106
Prof Irwan Akib: Ruh Keikhlasan Jadi Dasar Muhammadiyah Jalankan Amal Usaha

Prof Irwan Akib: Ruh Keikhlasan Jadi Dasar Muhammadiyah Jalankan Amal Usaha

16 Juni 2025
115
Gaungkan Ketahanan Iklim Dimulai dari Desa, Muhammadiyah & ‘Aisyiyah Luncurkan Program “Karang Tangguh” di NTB

Gaungkan Ketahanan Iklim Dimulai dari Desa, Muhammadiyah & ‘Aisyiyah Luncurkan Program “Karang Tangguh” di NTB

11 Juni 2025
105
Haedar Nasir Tanggapi Putusan MK Soal SD Swasta Gratis

Haedar Nasir Tanggapi Putusan MK Soal SD Swasta Gratis

4 Juni 2025
124
Fordek FH PTMA Dukung Otokritik dan Usulan Busyro Muqaddas

Fordek FH PTMA Dukung Otokritik dan Usulan Busyro Muqaddas

24 Mei 2025
130
Busyro Muqoddas Ungkap 3 Sektor Kelemahan Muhammadiyah: Harus Segera Direspon dengan Langkah Konkrit

Busyro Muqoddas Ungkap 3 Sektor Kelemahan Muhammadiyah: Harus Segera Direspon dengan Langkah Konkrit

23 Mei 2025
168
Next Post
Pemimpin yang Hemat dan Sederhana

Pemimpin yang Hemat dan Sederhana

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In