TAJDID.ID || Menghadirkan kenyamanan bagi orang-orang yang tertimpa musibah dan kesusahan saat pandemi Covid-19 adalah tugas mulia yang menantang.
Itulah yang dilakukan Saad Jalloh, seorang imam lokal dari Pusat Kebudayaan Islam New York di Manhattan, Amerika serikat. Imam Saad Jalloh, terjun langsung memimpin pelayanan kemanusiaan yang lebih luas selama pandemi ini. Dia bekerja keras untuk meringankan kesedihan di antara staf rumah sakit, pekerja sosial, perawat, dan dokter.
Baru-baru ini, dia menasihati anggota staf rumah sakit dan menjawab panggilan tentang apa yang harus dikatakan kepada seorang Muslim yang sekarat karena terinveksi virus Corona. Setiap hari, ia memberikan nasehat kepada orang sakit dan keluarga mereka di seluruh kota melalui telepon.
Dia juga menenangkan keluarga yang bersedih karena kehilangan anggota keluarga akibat Covid-19 dengan kata-kata yang meringankan, meyakinkan mereka melalui doa dan mengingatkan tentang keindahan kematian selama masa musibah ini.
“Sebagai Muslim, kami selalu berusaha menjalani kehidupan dengan mengharapkan sesuatu dan menerimanya. Jangan kaget dengan sesuatu yang baru, ”kata Jalloh, seperti dilaporkan Religion News Service.
“Kendati ini bukan yang biasa kita lakukan, tapi ini yang harus kita lakukan sekarang,” tambahnya.

Meskipun kota New York dalam situasi lock-down secara ketat, Imam Jalloh terus menghabiskan waktu di masjid untuk melakukan tindakan pelayanan bagi masyarakat. Dia turut mengumpulkan bantuan dan pendistribusiannya kepada masyarakat yang membutuhkan.
Penuh Tantangan
Karena New York masih merupakan episentrum pandemi ini, banyak anggota dari masjid mengalami kesulitan mengatasi tantangan saat ini.
“Saya mengatakan kepada mereka, bahwa kondisi ini lebih menakutkan daripada zona perang. Di zona perang, Anda bisa mendengar suara ledakan bom, desingan peluru dan dentuman senjata, sehingga memungkinkan Anda waspada dan dapat mengantisipasi musuh. Tetapi saat ini lebih menakutkan kita seperti diintai dan dikepung oleh musuh yang justru tidak kelihatan, namun siap membunuh kita. Upaya yang dapat kita lakukan hanya berkurung di rumah, dan kalaupun terpaksa keluar harus pakai masker, gunakan sarung tangan dan jaga jarak pisik,” tuturnya kepada seorang reporter di Religiousnews.com.
Pada waktunya, kata imam, kita berharap dan optimis pandemi ini akan memberi kita semua kegembiraan yang lebih besar dalam kesehatan yang baik.
“Untuk saat ini, marilah kita saling tolong menolong mengurangi penderitaan saudra kita dan bahu-membahu mengatasi musibah ini,” katanya. (*)