• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Selasa, Desember 23, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Buya HAMKA: Ulama yang Tidak Silau oleh Jabatan

Refleksi Pasca Musyda MUI Kota Tebing Tinggi, Menjelang Musyda Wilayah MUI Sumatera Utara

Jufri by Jufri
2025/12/23
in Daerah, Islam, Jufri Daily, Keislaman, Nasional, Opini
0
Puisi~puisi Fiana Winata (5)
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh: Jufri

Pagi ini saya kembali membaca kisah Buya HAMKA. Entah mengapa, dorongan itu datang begitu kuat. Setelah selesai membaca, perasaan saya bercampur: terharu dan malu, dua rasa yang jarang hadir bersamaan, tetapi justru saling menguatkan.

Terharu karena membayangkan betapa berat beban seorang ulama sejati. Jalan hidup Buya HAMKA penuh ujian: tekanan politik, fitnah, penjara, kesepian, dan godaan kekuasaan. Namun ia tidak pernah menjadikan penderitaan itu sebagai alasan untuk berkompromi dengan nurani. Ia justru tumbuh di tengah ujian, bukan mengecil karenanya.

Buya HAMKA adalah ulama yang luas, jiwanya, ilmunya, dan cara pandangnya. Ia tidak terjebak fanatisme sempit, juga tidak tergoda menjadi “penjaga moral” yang gemar menghakimi. Prinsipnya tegas, tetapi sikapnya lapang. Karena itu ia diterima lintas kelompok, tanpa harus menggadaikan keyakinan. Ia mempersatukan umat bukan dengan seragam pemikiran, melainkan dengan keluhuran akhlak.

Yang paling menggetarkan, Buya HAMKA menolak difasilitasi oleh negara. Bukan karena negara tak mampu memberinya, tetapi karena ia mampu menolak. Jika ia mau, jabatan dan kenyamanan itu dengan mudah diraih. Namun Buya HAMKA memilih berpihak kepada umat. Ia sadar, ketika ulama terlalu dimanja kekuasaan, saat itulah jarak dengan umat mulai menganga.

Di titik ini, rasa malu menyeruak. Malu karena kadang diri ini, dan mungkin banyak dari kita, terlalu berani berada dalam sebutan “ulama”, padahal tak sungguh-sungguh memiliki kapabilitas sebagai ulama. Ilmu terbatas, keteladanan rapuh, keberanian sering kalah oleh kenyamanan. Buya HAMKA membuat kita bercermin: menjadi ulama bukan soal pengakuan sosial, melainkan soal tanggung jawab moral yang beratnya nyaris tak tertanggungkan.

Relasi Buya HAMKA dengan kekuasaan memberi pelajaran penting. Ia bukan ulama oposisi yang gemar berteriak, dan bukan pula ulama istana yang sibuk membenarkan. Ia memilih berdiri di ruang yang jarang diminati: ruang integritas. Di sana, suara ulama tidak ditentukan oleh seberapa dekat ia dengan penguasa, melainkan oleh seberapa jujur ia kepada kebenaran.

Hari ini, yang terasa justru bukan kelangkaan agama, melainkan kelangkaan ulama. Mimbar semakin ramai, tetapi keberanian makin sepi. Gelar keulamaan mudah disematkan, namun kesediaan menanggung risikonya jarang ditemukan. Banyak yang lantang berbicara moral, tetapi gagap ketika berhadapan dengan kekuasaan. Kita lebih sering menjumpai ulama yang nyaman di sekitar fasilitas, akrab dengan panggung, dan fasih memberi legitimasi, ketimbang ulama yang sanggup berkata “tidak” ketika nurani menuntutnya. Dalam situasi seperti ini, Buya HAMKA tidak sekadar dikenang, ia diam-diam mengadili zaman kita.

Buya HAMKA mengingatkan kita bahwa jabatan hanyalah alat, bukan tujuan. Bahwa persatuan tidak lahir dari kompromi nilai, melainkan dari kelapangan akhlak. Dan bahwa ulama yang besar bukanlah yang paling sering dipanggil ke istana, melainkan yang tetap merdeka ketika istana memanggilnya.

Barangkali itulah sebabnya membaca Buya HAMKA selalu membuat kita terharu dan malu sekaligus: haru karena melihat ketinggian akhlaknya, dan malu karena menyadari betapa rendahnya standar keteladanan kita hari ini.

Pagi ini saya betul – betul terharu dan malu membaca kisah dan perjalanan ulama yang bergelimang penderitaan, dan dihadapkan pada fitnah jabatan . Buya tidak pernah meminta , apalagi merekayasa melalui penguasa agar dia ditempatkan diposisi Ketua Majelis Ulama. Buya menyadari bahwa menjadi ulama bukanlah sebutan yang mudah , karena itu tidak mudah pula menjalaninya . Jadi tidak mudah – mudah saja orang disebut Ustadz, Buya apalagi ulama . Ironisnya sekarang kita mudah saja menyebut seseorang ulama , atau malah senang pula dipanggil dengan sebutan ulama, padahal bukan siapa – siapa. (*)

 

Silaturahmi Kolaborasi Sinergi Harmoni

Tags: MUITulisan JufriUlama
Previous Post

Beda

Related Posts

Ambisi, Amanah, dan Watak Kekuasaan

Ambisi, Amanah, dan Watak Kekuasaan

22 Desember 2025
107
Tangis Mualem: Air Mata yang Mengajarkan Kita tentang Kemanusiaan

Tangis Mualem: Air Mata yang Mengajarkan Kita tentang Kemanusiaan

10 Desember 2025
231
Kuala Simpang dan Ceritanya yang Malang

Kuala Simpang dan Ceritanya yang Malang

9 Desember 2025
114
Rumitnya Menasihati Orang yang Berkuasa

Rumitnya Menasihati Orang yang Berkuasa

8 Desember 2025
150
Kayu Gelondongan dan Hutan Kita

Kepedulian Tanpa Pencitraan: Watak Muhammadiyah di Tengah Bencana

7 Desember 2025
129
Kayu Gelondongan dan Hutan Kita

Penderitaan Rakyat Pasca Bencana

5 Desember 2025
112

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In