• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Jumat, November 28, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Bawaslu Gelar Forum Belajar di Medan, Pakar: Demokrasi Indonesia Mundur, Pemilu Hanya Legitimasi bagi Rezim Oligarkis

M. Risfan Sihaloho by M. Risfan Sihaloho
2025/11/28
in Daerah, Nasional
0
Bawaslu Gelar Forum Belajar di Medan, Pakar: Demokrasi Indonesia Mundur, Pemilu Hanya Legitimasi bagi Rezim Oligarkis
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

TAJDID.ID~Medan || Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI menggelar kegiatan Bawaslu Membelajarkan dengan tema “Penguatan Sistem Deteksi Dini Kerawanan Pemilu” di AIHO Hotel Medan, Kamis (27/11/2025). Acara yang dihadiri perwakilan puluhan organisasi masyarakat ini, however, diwarnai kritik tajam dari kalangan pakar yang menilai upaya tersebut tidak menyentuh akar masalah demokrasi Indonesia yang sedang mengalami kemunduran (backsliding).

Shohibul Anshor Siregar, akademisi dan pengamat pemilu dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), menyatakan bahwa kondisi demokrasi Indonesia saat ini berada dalam proses backsliding yang pasti dan makin parah.

“Kita tidak bisa lagi menutup mata. Demokrasi Indonesia sedang mengalami kemunduran sistemik. Pemilu, yang seharusnya menjadi pesta kedaulatan rakyat, telah direduksi menjadi sekadar ritual lima tahunan untuk melegitimasi rezim yang tak mengabdi kepada rakyat,” tegas Siregar, yang juga Koordinator Umum nBASIS, dalam analisisnya.

Pemilu sebagai Legitimasi Rezim Oligarkis

Menurut Siregar, kemunduran ini bukanlah hal yang kebetulan, melainkan dampak langsung dari desakan (demand) neoliberalisme yang dikomandoi oleh para oligarki.

“Pemilu hari ini didesain untuk melayani kepentingan oligarki. Melalui kendali mereka atas partai politik dan proses rekruitmen di DPR, para oligarki ini menempatkan kadernya di lembaga penyelenggara pemilu yang diklaim independen, seperti KPU dan Bawaslu. Hasilnya, pemilu hanya menghasilkan siklus kekuasaan yang melayani akumulasi kapital, bukan perbaikan kesejahteraan rakyat,” paparnya.

Ia menambahkan, IKP yang menjadi fokus Bawaslu justru mengabstraksikan masalah sebenarnya. “IKP itu ibarat obat pereda sakit, sementara penyakitnya adalah kanker oligarki yang menggerogoti kedaulatan politik rakyat. Membahas IKP tanpa membongkar struktur kepemilikan dan kontrol oligarkis atas negara adalah kesia-siaan.”

Solusi Fundamental: Bubarkan Lembaga Partisan dan Kembali ke Khittah 1955 & 1999

Oleh karena itu, Siregar menyatakan bahwa reformasi tidak cukup hanya dengan memperbaiki alat deteksi, tetapi perlu pembongkaran total terhadap sistem yang ada.

“Solusi fundamentalnya adalah dengan membubarkan KPU dan Bawaslu yang sekarang yang telah menjadi kepanjangan tangan kekuatan partisan. Kita perlu membentuk lembaran baru dengan kembali ke roh dan semangat Pemilu 1955 dan 1999,” tegasnya.

Ia menjelaskan, Pemilu 1955 dan 1999 sukses karena diselenggarakan oleh lembaga yang benar-benar netral, jauh dari intervensi oligarkis seperti saat ini.

“Pemilu 1955 diselenggarakan oleh kabinet non-partisan. Pemilu 1999, meski dalam transisi, diawasi oleh lembaga yang berintegritas. Mereka tidak dikendalikan oleh oligarki yang ingin melanggengkan kekuasaan dan agenda neoliberalnya. Inilah yang hilang sekarang.”

Membangun Pemikiran dan

Budaya Baru Melawan Backsliding Demokrasi

Siregar menekankan bahwa melawan backsliding demokrasi tidak hanya membutuhkan reformasi kelembagaan, tetapi juga pembangunan pemikiran dan budaya politik baru.

“Kita sangat membutuhkan gerakan pemikiran dan budaya yang bertujuan meningkatkan pemahaman publik bahwa pemilu bukanlah tujuan akhir demokrasi. Pemilu harus menjadi alat rakyat untuk merebut kedaulatan dari cengkeraman oligarki, bukan sekadar mengalihkan mandate kekuasaan untuk lima tahun ke depan kepada rezim yang sama.”

Sebagai langkah praktis, selain mendorong pembubaran dan pembentukan kembali lembaga pemilu yang bersih, Siregar merekomendasikan penerapan metode election forensics dan keterbukaan data 100% untuk memastikan akuntabilitas.

“Namun, tanpa kesadaran kritis rakyat untuk menolak pemilu yang hanya jadi alat legitimasi oligarki, semua upaya teknis ini akan sia-sia. Forum-forum seperti yang digelar Bawaslu harusnya menjadi ruang untuk kritik struktural ini, bukan sekadar sosialisasi instrumen yang tidak menyentuh inti masalah,” punggas Siregar.

Ia menutup dengan peringatan, “Jika kondisi ini dibiarkan, demokrasi Indonesia akan semakin hollow, menjadi cangkang kosong yang hanya menguntungkan segelintir orang, sementara rakyat terus menerus dijauhkan dari kedaulatannya.”. (*)

Tags: Bawaslu RIpemilushohibul anshor siregar
Previous Post

Banjir Kembali Rendam Medan: Dari “Kota Tanpa Genangan” Era Kolonial Menjadi “Kota Bergenang” di Masa Modern

Next Post

Ketika Sumber Daya jadi Sumber Bencana

Related Posts

Muhammadiyah Kritik Keras: Hukum Positif Gagal Lindungi Tanah Ulayat, Negara Subordinasikan Hak Adat Demi Korporasi

Muhammadiyah Kritik Keras: Hukum Positif Gagal Lindungi Tanah Ulayat, Negara Subordinasikan Hak Adat Demi Korporasi

13 November 2025
205
Akademisi: Gerakan Sosial Tuntut “Tutup TPL” Menanti Sensitivitas Politik Bobby Nasution, Berpotensi Eskalasi Jika Diabaikan

Akademisi: Gerakan Sosial Tuntut “Tutup TPL” Menanti Sensitivitas Politik Bobby Nasution, Berpotensi Eskalasi Jika Diabaikan

12 November 2025
140
Dosen FISIP UMSU: Negara Wajib Lunasi Utang Historis pada Syafroeddin dan Assaat Melalui Obligasi Khusus

Dosen FISIP UMSU: Negara Wajib Lunasi Utang Historis pada Syafroeddin dan Assaat Melalui Obligasi Khusus

11 November 2025
121
Masyarakat Sumatera Utara Ingin Langkah Nyata: “Kasus Ijazah Jokowi Harus Jadi Momentum Supremasi Hukum”

Masyarakat Sumatera Utara Ingin Langkah Nyata: “Kasus Ijazah Jokowi Harus Jadi Momentum Supremasi Hukum”

7 Oktober 2025
282
KAHMI Berikan Penghargaan “Alumni HMI Kehormatan” kepada Shohibul Anshor Siregar

KAHMI Berikan Penghargaan “Alumni HMI Kehormatan” kepada Shohibul Anshor Siregar

28 September 2025
274
Militer Masih Anggap Diri Lebih Kompeten, Siregar: Supremasi Sipil Harus Dijaga

Militer Masih Anggap Diri Lebih Kompeten, Siregar: Supremasi Sipil Harus Dijaga

26 September 2025
114
Next Post
Ketika Sumber Daya jadi Sumber Bencana

Ketika Sumber Daya jadi Sumber Bencana

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In