TAJDID.ID~Bumiayu Brebes || Selasa pagi (16/9/2025) halaman Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Bumiayu tampak berbeda, terasa lebih hidup dari biasanya. Di sudut halaman berdiri dua kotak berwarna hijau pupus pisang yang segar dipandang mata. Sederhana bentuknya, namun kotak itu bukan sembarang kotak. Ia diberi nama Kotak Donasi Botol Plastik, sebuah inovasi cerdas dan kreatif yang digagas oleh Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMP MBS Bumiayu.
Suasana peluncuran berlangsung penuh keceriaan. Santri, guru, asatidz, hingga karyawan pesantren berbondong-bondong menyumbangkan botol plastik bekas sambil mendengarkan edukasi singkat tentang pentingnya menjaga bumi dari sampah plastik. Ada rasa bangga, ada pula rasa tanggung jawab. Siapa sangka, benda kecil yang sering dianggap remeh ternyata bisa bernilai ibadah dan menyelamatkan lingkungan.
Kepala SMP MBS, Bambang Wahyu Supriyanto, M.Pd menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar upaya menjaga kebersihan. Lebih dari itu, ia adalah cara menanamkan pencegahan pencemaran lingkungan sejak dini. “Sampah plastik bukan sekadar barang buangan, tetapi bisa diolah menjadi produk baru yang bermanfaat,” ujar Alumni Pascasarja UHAMKA Jakarta.
Nada optimis juga datang dari Ketua PR IPM SMP MBS Bumiayu, Arga Septebiano Rifela. Dengan semangat khas pelajar, ia berharap inisiatif sederhana ini bisa menjadi inspirasi untuk selalu menampilkan pemandangan yang bersih dan sejuk. “Dengan langkah kecil ini, kita bisa menjaga lingkungan dan berkontribusi pada keberlanjutan bumi,” katanya penuh optimisme.
Wakil Kepala SMP MBS bidang Kesiswaan, Yuli Mulyani, S.Pd menambahkan makna lain: setiap botol plastik yang terkumpul berarti ikut menekan pemanasan global dan menyelamatkan bumi dari pencemaran.
“Hasil penjualannya akan disalurkan untuk kegiatan pengembangan potensi siswa,” jelas Alumni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Jawa Timur ini.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa langkah sederhana seperti menyumbang sampah plastik dapat memberikan dampak besar untuk lingkungan jika dilakukan bersama-sama. Edukasi lingkungan yang dimulai dari sekolah berbasis pesantren diharapkan membentuk generasi yang lebih peduli pada keberlanjutan bumi.
Kotak besi hijau itu kini menjadi simbol kecil yang sarat makna. Ia mengajarkan bahwa kepedulian tak selalu berawal dari langkah besar. Kadang, ia lahir dari hal sederhana, seperti sebotol plastik yang dipungut lalu disumbangkan. Dan ketika kepedulian itu dilakukan bersama, ia menjelma menjadi gerakan besar demi bumi yang lebih lestari dan masyarakat yang lebih sehat. (*)
✒️ Tarqum Aziz, JurnalisMu MPI PCM Bumiayu