• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Sabtu, Agustus 2, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Mesir: Negeri Paradoks (Catatan Ringkas)

Rudianto by Rudianto
2025/08/02
in Internasional, Opini
0
Mesir: Negeri Paradoks (Catatan Ringkas)
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh : Rudianto

Wakil Rektor III UMSU

 

Mesir adalah negeri yang penuh pesona sejarah dan spiritualitas. Di sinilah peradaban besar manusia pernah berjaya dari Mesir Kuno yang melahirkan Firaun dan Piramida, hingga era keemasan Islam yang menjadikan Kairo sebagai mercusuar ilmu dan kebudayaan dunia. Negeri ini juga menjadi saksi langkah para nabi: Musa, Yusuf, dan lainnya, yang kisahnya diabadikan dalam kitab suci.

Tak sedikit pula tokoh-tokoh besar Islam ulama, cendekiawan, dan pembaharu lahir dari bumi ini dan menyinari dunia Islam dengan pemikiran dan pengetahuannya.

Universitas Al-Azhar, yang berdiri sejak abad ke-10, adalah salah satu simbol utama warisan agung itu. Al-Azhar hingga kini menjadi destinasi belajar favorit yang dihormati, termasuk oleh para pelajar dari Indonesia yang datang dengan semangat menimba ilmu dan mendapatkan berkah spiritual dari tanah para nabi dan ulama.

Namun, ketika saya berkunjung ke Kairo dan Alexandria pada akhir Juli 2025, saya menyaksikan langsung wajah lain dari negeri ini wajah yang menyimpan paradoks yang menyentak. Kairo, ibu kota yang dahulu menjadi pusat ilmu dan kekuasaan, kini tampak kumuh, padat, dan tertinggal. Alexandria pun tak jauh berbeda. Kemiskinan terlihat jelas dan merata. Kota ini seolah tak sanggup mengejar zaman, seakan terperangkap dalam sisa-sisa kejayaan masa lalu.

Sampah berserakan di taman-taman, trotoar, bahkan di sekitar permukiman warga. Kucing dan anjing liar bermain dan tidur di tumpukan sampah yang menyedihkan. Banyak bangunan tua, reruntuhan, dan bekas makam ribuan jumlahnya berdiri di tengah permukiman warga simbol kekumuhan yang nyaris permanen.

Ironisnya, masyarakat tampak sudah terbiasa. Seolah-olah hidup berdampingan dengan sampah dan kehancuran bukan lagi masalah, tetapi realitas yang diterima begitu saja.

Perbandingan potret Mesir tempo dulu dan zaman modern.

Salah satu pemandangan yang sangat menyentuh hati adalah kondisi makam Imam Syafi’i, seorang ulama besar yang ajarannya menjadi mazhab mayoritas bagi umat Islam di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Makam yang seharusnya menjadi tempat ziarah penuh hormat dan penghargaan itu kini berdiri di tengah kawasan yang penuh reruntuhan makam tua yang tidak terurus.

Pembangunan New Cairo memang sedang berlangsung sebuah ambisi besar untuk menghadirkan wajah modern dan “western” bagi Mesir. Tetapi proyek ini masih sangat kecil dibandingkan dengan skala ketertinggalan Kairo secara keseluruhan. Untuk saat ini, ia belum mampu menjawab tantangan keseharian masyarakat urban Mesir yang hidup dalam tekanan ekonomi, keterbatasan layanan publik, dan lingkungan yang nyaris tanpa harapan perbaikan cepat.

Yang paling simbolik adalah Sungai Nil. Sungai yang begitu indah, lebar, dan sarat dengan kisah sejarah. Ia tampak tenang, gagah, dan jernih di beberapa sisi seakan menyembunyikan kesenjangan dan ketertinggalan yang mengelilinginya. Sungai Nil menjadi metafora Mesir itu sendiri: megah dalam bayangan sejarah, tetapi rapuh dalam kenyataan hari ini.

Namun di tengah-tengah wajah kota yang kumuh dan penuh ironi itu, satu hal yang sungguh membuat saya terkesan adalah Perpustakaan Alexandria Bibliotheca Alexandrina. Bangunannya megah, arsitekturnya modern, dan koleksi literatur serta bukunya sangat lengkap. Di tengah hiruk-pikuk Alexandria yang padat dan berantakan, perpustakaan ini hadir bagaikan oasis ilmu pengetahuan yang sejuk dan menginspirasi. Ia bukan hanya simbol kejayaan intelektual masa lalu, tetapi juga harapan bahwa Mesir masih menyimpan bara semangat untuk bangkit melalui ilmu dan budaya.

Saat berkunjung ke National Research Institute of Astronomy and Geophysics (NRIAG) di Helwan.

Selain itu, saya juga berkesempatan mengunjungi National Research Institute of Astronomy and Geophysics (NRIAG) di Helwan, sekitar satu jam perjalanan dari Kairo. Terletak di tengah padang pasir yang gersang, lembaga ini menyimpan fasilitas riset yang mengagumkan: mulai dari observatorium astronomi yang canggih, hingga laboratorium geofisika yang meneliti struktur bumi dan fenomena alam. Saya bertemu dengan para profesor dan peneliti yang bekerja mendalami langit dan inti bumi sebuah pengingat bahwa di balik wajah kota yang kumuh, peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi di Mesir tetap hidup dan terus berdenyut. Tempat ini adalah bukti bahwa Mesir masih menjadi rumah bagi riset-riset besar dan mimpi-mimpi sains yang melampaui batas zaman.

Mesir tetaplah negeri yang luar biasa dalam narasi sejarah dan spiritualitas. Tetapi di balik warisan agung itu, ia juga menghadirkan kenyataan yang pahit. Mesir adalah negeri paradoks: tempat lahirnya peradaban, namun terjebak dalam ketertinggalan yang nyata.

Di antara reruntuhan dan kesemrawutan, masih ada titik-titik cahaya dan Universitas Al Azhar, perpustakaan Alexandria serta NRIAG adalah sebagian di antaranya. (*)

Tags: MesirRudianto
Previous Post

UM Bandung Libatkan Dinkes dan Praktisi UMKM dalam Pembekalan KKN 2025

Next Post

PWA Sumut Gelar Seminar 'Pemberdayaan Perempuan Melalui Aksi Nyata Aisyiyah"

Related Posts

UMSU Jajaki Kerja Sama dengan Research Academy Al Azhar, Mesir

UMSU Jajaki Kerja Sama dengan Research Academy Al Azhar, Mesir

30 Juli 2025
105
Dr Rudianto: Perguruan Tinggi Berperan Penting Cetak Jurnalis Masa Depan

Dr Rudianto: Perguruan Tinggi Berperan Penting Cetak Jurnalis Masa Depan

9 Februari 2023
201
Webinar APIK PTMA, Memanfaatkan Tik Tok untuk Promosi Kampus

Webinar APIK PTMA, Memanfaatkan Tik Tok untuk Promosi Kampus

30 April 2022
322
Satu-Satunya PTS di Sumatera, UMSU Terima 20 Calon Mahasiswa Unggul se Indonesia Lewat OSC Media Group

Satu-Satunya PTS di Sumatera, UMSU Terima 20 Calon Mahasiswa Unggul se Indonesia Lewat OSC Media Group

22 Januari 2022
255
Pentingnya Jurnalisme Responsif Pandemi Covid-19

Pentingnya Jurnalisme Responsif Pandemi Covid-19

15 Agustus 2021
197
Tapak Suci Makin Digemari di Mesir

Tapak Suci Makin Digemari di Mesir

30 Juli 2019
269
Next Post
PWA Sumut Gelar Seminar ‘Pemberdayaan Perempuan Melalui Aksi Nyata Aisyiyah”

PWA Sumut Gelar Seminar 'Pemberdayaan Perempuan Melalui Aksi Nyata Aisyiyah"

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In