• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Kamis, Juli 10, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Ketika YouTube dan TikTok Menjadi Koran Pagi

Ismail Fahmi by Ismail Fahmi
2025/07/10
in Daerah, Nasional
0
Ketika YouTube dan TikTok Menjadi Koran Pagi
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh: Ismail Fahmi

Dulu, orang memulai hari dengan koran di meja makan. Hari ini, mereka membuka TikTok di tempat tidur.

Kalau dulu berita datang dari jurnalis, sekarang ia datang dari wajah-wajah muda yang berbicara cepat di layar ponsel.

Kalau dulu berita dibaca, sekarang berita ditonton—dalam video vertikal 60 detik, dengan musik latar dan subtitle berwarna.

Perubahan ini tidak lagi sekadar tren. Ia adalah realitas baru yang diperlihatkan oleh Nic Newman dari Reuters Institute dalam presentasinya di Global Media Forum 2025.

Data yang Tidak Bisa Diabaikan

Dalam survei global, Nic menunjukkan bahwa: di India dan Thailand, lebih dari 55% pengguna menggunakan YouTube untuk mencari berita setiap minggu.

TikTok, yang dulu dianggap aplikasi joget, kini menjadi sumber berita utama bagi generasi muda di seluruh dunia, termasuk Indonesia, Filipina, dan Brasil.

Di Afrika dan Amerika Latin, dominasi platform video ini bahkan lebih kuat—karena aksesnya lebih mudah, tampilannya lebih menarik, dan bentuknya lebih ringan daripada membuka portal berita.

Koran? TeleviApa yang Salah dengan Itu? Mungkin Tidak Ada. Tapi Juga Tidak Sederhana.si berita? Bahkan Facebook Semakin banyak ditinggalkan.

YouTube dan TikTok memang membuka ruang yang lebih demokratis.

Semua orang bisa menjadi reporter. Semua peristiwa bisa terdokumentasi. Tidak perlu izin redaksi. Cukup kamera depan dan koneksi internet.

Tapi, siapa yang mengkurasi? Siapa yang memverifikasi? Siapa yang bertanggung jawab?

Di balik algoritma TikTok, tidak ada redaktur. Yang ada adalah logika keterlibatan: semakin kontroversial, semakin naik.
Semakin emosional, semakin disebar.
Semakin aneh, semakin dilihat.

Dan tanpa sadar, kita tidak lagi membaca berita untuk tahu apa yang penting. Tapi untuk tahu apa yang ramai.

News is Now a Performance

Di TikTok, berita bukan lagi laporan.

Ia adalah performansi; bagaimana Anda menyampaikan emosi.

Bagaimana Anda menjelaskan krisis geopolitik dalam 30 detik.

Bagaimana Anda menarik perhatian sebelum swipe ke konten selanjutnya.

Yang muncul di layar bukan jurnalis, tapi creator.
Yang menentukan bukan redaksi, tapi algoritma.

Apakah semua creator itu buruk? Tentu tidak.
Beberapa sangat cerdas, adil, dan bahkan lebih berani daripada jurnalis konvensional.

Tapi sistemnya? Ia tidak dibangun untuk kebenaran. Ia dibangun untuk keterlibatan.

Dan di situlah masalahnya.

Paradoks Baru: Informasi Semakin Mudah Diakses, Tapi Kebenaran Semakin Sulit Dikenali

Ketika YouTube dan TikTok menjadi sumber utama berita, kita sebenarnya sedang bergerak dari struktur editorial ke pasar atensi.

Berita yang kita terima tidak lagi ditentukan oleh nilai jurnalistik, tetapi oleh logika teknologis: yang paling banyak ditonton = yang paling banyak dipercaya.

Ini adalah demokratisasi, tapi juga disorientasi.

Ini adalah kebebasan, tapi juga kebingungan.

Bukan Soal Platform, Tapi Soal Prinsip

Kita tidak bisa menyalahkan TikTok atau YouTube. Mereka hanya cermin dari apa yang kita cari, apa yang kita klik, dan apa yang kita habiskan waktu untuk menonton.

Yang perlu dipertanyakan adalah: Apakah kita masih ingin tahu kebenaran?
Atau kita hanya ingin tahu apa yang sedang viral?

Dan yang perlu dipikirkan newsroom adalah bagaimana membawa prinsip jurnalisme ke dalam format baru—bukan sekadar pindah ke platform baru.

Karena jika berita hanya mengikuti suara terbanyak,
maka yang akan hilang bukan hanya institusi,ntetapi kebijaksanaan kolektif kita sebagai masyarakat. (*)

Sumber: X Ismail Fahmi

Tags: Ismail Fahmi
Previous Post

Sistem Kelas Rawat Inap Standar Kaburkan Prinsip Keadilan Sosial dalam JKN

Related Posts

Rawan Disalahgunakan, Fahmi Ismail Minta Pemerintah Stop Praktik Fotocopy e-KTP

PPATK Sudah Miliki Data Lengkap Pelaku Judol, Ismail Fahmi: Kenapa Gak Diblokir Saja Rekeningnya?

8 November 2024
149
Ismail Fahmi: Media Sosial Berperan Penting Majukan PTMA

Ismail Fahmi: Media Sosial Berperan Penting Majukan PTMA

27 Februari 2024
162
Rawan Disalahgunakan, Fahmi Ismail Minta Pemerintah Stop Praktik Fotocopy e-KTP

Ismail Fahmi: Komentar AP Hasanuddin Provokatif dan Offside

25 April 2023
323
Ismail Fahmi: Tulisan Prof Budi Santosa Purwokartiko Bisa Masuk Kategori “Rasis” dan “Xenophobic”

Ismail Fahmi: Tulisan Prof Budi Santosa Purwokartiko Bisa Masuk Kategori “Rasis” dan “Xenophobic”

30 April 2022
101
Rawan Disalahgunakan, Fahmi Ismail Minta Pemerintah Stop Praktik Fotocopy e-KTP

Bantah Klaim Luhut, Ismail Fahmi: Impossible!

12 Maret 2022
264
Heboh Mural Mirip Wajah Jokowi, Ini Sejarah 404: File Not Found

Heboh Mural Mirip Wajah Jokowi, Ini Sejarah 404: File Not Found

14 Agustus 2021
468

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In