Oleh: Sapto Suhendro SAg MPd
(Ketua PDM Pemalang)
Mudiknya Lebaran di mana-mana
Pulang ke kampung amatlah bermakna
Meskipun jauh ditempuhnya juga
Jangan paksakan diriMakanlah ketupat rasanya nikmat
Bermaaf-maafan, bersihkan dosa
Janganlah lupakan yang tidak mampu
Agar semua gembiraTaqobbalAllahu minna wa minkum
Shiyamana wa shiyamakum
TaqobbalAllahu minna waminkum
T’rimalah puasa kami
TaqobbalAllahu minna waminkum
Shiyamana wa shiyamakum
TaqobbalAllahu minna wa minkum
Sucikan lahir dan batin
Adalah sepenggal lirik lagu dengan judul “Taqabbalallahu Minna Waminkum” dibawakan Bimbo yang pernah merajai dunia hiburan. Hampir setiap saat, wajah mereka berada di layar kaca. Begitu pun lagu-lagu mereka mengalun di radio. Terbentuk sejak 1967, Bimbo telah merilis beberapa album musik pop, juga religi Islami, di antaranya Wudhu (1991), Taqobbalallahu Minna Waminkum (2003) dan Qasidah (2007).
“Taqobbalallahu Minna Waminkum”, merupakan ucapaan yang sering kali didengar saat perayaan Idhul Fitri sebagai wujud saling mendoakan, semoga Allah menerima (ibadah-selama Ramadan) kita semua.Tradisi pulang kampung di Indonesia masih menjadi berita utama di berbagai media mainstream juga di media social. Bergembira menyambut lebaran dengan menikmati masakan khas ketupat, lontong sayur, opor ayam jadi menu favorit di setiap keluarga.
Akan tetapi jangan lupa untuk berbagi rejeki dengan tetangga dan saudara-saudara yang tidak mampu agar ikut merasakan kebahagiaan di Hari Raya serta saling berkunjung silaturrahmi saling maaf memaafkan atas kesalahan yang disengaja ataupun tanpa kesengajaan.
Idul Fitri merupakan hari raya menyambut kemenangan setelah satu bulan mengisi bulan Ramadhan dengan berbagai ibadah kepada Allah SWT. Hubungan Vertikal dengan Sholat wajib, sunnah, taraweh, zakat infaq shodaqoh, berlomba memperbanyak membaca Al-Qur’an. Maka bulan Syawal ini saatnya menyeimbangkan diri dengan memperbaiki hubungan horizontal kita kepada sesama manusia.
Silaturrahmi sangat tepat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan saling memaafkan antar anggota keluarga, suami-istri, anak kepada orang tua, warga se-RT dan RW hingga se-Desa, teman se-kantor, Keluarga Besar yang kadang dikemas dengan acara Halal Bihalal. Semua itu merupakan upaya nyata mewujudkan ikatan tali silaturrahim yang dilakukan saat lebaran agar lebih kuat dan juga saling memaafkan atas segala kesalahan.
Rekonsiliasi, dalam Bahasa Yunani disebut ‘Katallaso’ yang artinya didamaikan kembali, menghapus permusuhan, atau meniadakan kesalahan. Dikutip dari buku Manajemen Konflik Sumber Daya Alam oleh M.Rawa El Amady, rekonsiliasi adalah proses transformasi dari yang sebelumnya berkonflik menjadi berdamai.
Manusia tempatnya salah dan dosa. Maka pantas predikat itu selalu melekat pada diri manusia, Ketika manusia berbuat salah, menjauhi jalan yang sudah ditentukan, maka agar tidak semakin jauh tersesat perlu kesadaran untuk kembali ke jalan kebenaran. Jalan kebenaran dapat ditempuh dengan bertaubat.
“Semua anak Adam melakukan kesalahan dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang bertaubat” (HR at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan ad-Darimi)
Allah SWT sangat mencintai orang-orang yang kembali atau bertaubat. Kesalahan yang dilakukan kepada Sang Pencipta maka bertaubat kepada Allah SWT. Kesalahan yang dilakukan kepada sesama manusia, maka dengan cara mengakui kesalahan, meminta maaf dan tidak mengulangi kesalahan lagi. Itulah hakekat rekonsiliasi di Hari Raya Idul Fitri ini.
Seorang kepala keluarga, ketua organisasi, lembaga, kepala pemerintahan dari RT, RW, Kepala Desa, Bupati/Wali Kota, Gubernur hinga Presiden adalah manusia biasa yang pasti pernah melakukan kesalahan. Maka di hari kemenangan ini sudah sepantasnya untuk mengadakan rekonsiliasi diri dan kepada orang-orang yang berseberangan dalam pandangan serta beda pilihan politik. Sehingga bisa menjalankan tugas amanah dengan legowo, kebersamaan dalam menggapai kesuksesan karena sukses besar merupakan akumulasi sukses-sukses kecil. Semua komponen bisa sukses apabila didasari dengan lapang dada saling memahami dan saling memaafkan.
Semoga Idul Fitri 2025 ini kita bisa bergembira dan bahagia lebih dari yang pernah kita lewati dan menjadikannya momentum untuk jalin lebih erat silaturrahmi serta saat yang tepat untuk melakukan rekonsiliasi. Aamiin. (*)