TAJDID.ID || Program efisiensi ala Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto tengah menjadi perbincangan publik. Salah satu yang menjadi sorotan adalah tentang sinyalemen adanya “pembangkangan” terhadap program efisiensi tersebut.
Co Founder Watchdoc dan Koperasi Indonesia Baru, Dandhy Laksono melalui unggahannya di X mengungkapkan, pembangkangan terhadap program efisiensi ala Prabowo terjadi karena beberapa hal.
Pertama, karena legitimasi kekuasannya (Prabowo-red) rendah (kualitas pilpres buruk). Kedua, efisiensi tebang pilih. Ketiga, karena skala prioritasnya kacau. Keempat, tak ada teladan (dia sendiri boros). Dan kelima, karena tidak kredibel (tak serius memberantas korupsi).

“Tentu di antara pejabat atau birokrat yang membangkang ada para pemburu rente, makelar pengadaan, atau lintah darat penghisap uang pajak. Tapi mereka bisa dilibas kalau Prabowo sendiri punya integritas dan memulainya dari lingkungan terdekat. Tak cuma modal pidato menggelegar,” ujar Dandhy. (*)