TAJDID.ID~Yogyakarta || Alternativa Film Project, festival film dari Kyrgyzstan, mengungkapkan kebahagiaannya dapat bekerja sama dengan Kineidoscope 2024.
Dalam sesi ketiga yang digelar pada Selasa (19/11), tiga film dari Alternativa Film Project diputar, yakni Son of The Sun, Sary Omir, dan Dordoi City. Film-film ini membawa tema hubungan ayah dan anak, sekaligus menyoroti bagaimana seorang anak dapat tumbuh kuat meskipun tanpa sosok ayah.
Selain itu, Alternativa Film Project juga menghadirkan isu-isu sosial dan budaya khas Kyrgyzstan melalui karya mereka. Menurut Misha, perwakilan Alternativa Film Project, kerja sama ini merupakan langkah penting untuk memperkenalkan budaya Kyrgyzstan ke wilayah Asia Tenggara.
“Kami sangat tertarik dengan film-film dari Asia Tenggara. Secara cerita, ada banyak kesamaan dengan film dari Kyrgyzstan, terutama dalam hal mengangkat folklore dan tradisi budaya,” ujar Misha.
Ia juga menambahkan bahwa budaya Kyrgyzstan memiliki banyak kesamaan dengan budaya di Asia Tenggara, sehingga menjadi alasan kuat untuk memperluas jaringan festival ke kawasan ini.
“Tahun lalu dan tahun ini, kami menerima sekitar 300 submission dari filmmaker Asia Tenggara. Jumlah ini membuktikan besarnya potensi kawasan ini untuk terus berkolaborasi dengan Alternativa,” jelas Misha.
Melalui Kineidoscope, Alternativa Film Project tidak hanya ingin berbagi kisah dan budaya, tetapi juga memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara. Film-film mereka menjadi cerminan kehidupan dan nilai-nilai yang memiliki relevansi universal, membuatnya mudah diterima oleh penonton internasional.
Sebagai pesan kepada penonton, Misha mengungkapkan bahwa mereka yang ingin menikmati lebih banyak film dari Alternativa Film Project dapat menghadiri penayangan khusus di XXI Yogyakarta pada 22-28 November 2024.
Dengan kerja sama ini, Alternativa Film Project berharap dapat membuka peluang baru untuk saling belajar antara sineas Asia Tenggara dan Kyrgyzstan, menciptakan jembatan budaya melalui medium film.
Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa sinema mampu menyatukan perbedaan dan memperkaya perspektif global.
“Kedatangan Alternativa di Kineidoscope 2024 menunjukan acara yang jadi hajat tahunan mahasiswa UMY ini telah berhasil menginternasional,” ujar Budi Dwi Arifianto, dosen Ilmu Komunikasi yang menjadi pembina MM Kine Klub UMY. (*)