TAJDID.ID~Wakatobi || Isu mengenai pencemaran lingkungan di Desa Mola Nelayan Bhakti Wakatobi Sulawesi Utara yang diakibatkan oleh sampah mulai dari produksi sampah rumah tangga perharinya ataupun sampah kiriman dari laut menjadi salah satu isu penting yang diangkat dalam program kerja komunitas pengabdian masyarakat Tapak Pengabdi Khatulistiwa (Tabik) generasi 4. Komunitas ini merupakan tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Dalam menangani isu pencemaran sampah di Desa Mola Nelayan Bhakti, KKN Tabik UMY menggagas ide untuk menyediakan tempat sampah sebanyak 40 titik di setiap lorong yang ada di Desa Mola Nelayan Bhakti yang berkolaborasi langsung dengan Pemerintah Desa. Pemilihan material untuk penyediaan tempat sampah ini memanfaatkan drum besi yang sudah tidak terpakai atau bekas drum minyak fiber yang digunakan untuk membuat sampan maupun bodi perahu oleh para nelayan di desa.
Program yang dijalankan terkait permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat desa yakni sampah, mendapatkan respon positif dari pemerintah maupun masyarakat desa yang juga ikut bergotong royong untuk membantu pembuatan tempat sampah.
“Program kerja yang dilakukan anak-anak KKN Tabik UMY terkait penyediaan tempat sampah ini memang sudah bagus, mengingat sudah tercemarnya lorong dan laut akibat sampah yang dihasilkan masyarakat,” ujar Mama Piyal salah satu warga desa Mola Nelayan Bhakti, pada Kamis (29/8).
KKN Tabik UMY memanfaatkan momentum kegiatan rutin yang biasa diadakan oleh desa Mola Nelayan Bhakti setiap hari Jum’at yang biasa disebut ‘Jum’at Bersih’, isi kegiatan tersebut adalah gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat untuk membersihkan sampah di tiap lorong dan laut yang mengalir di lorong Desa Mola Nelayan Bhakti.
Untuk membantu momentum kegiatan yang rutin diadakan tiap minggunya ini Gerobak sampah ini juga dirancang untuk di gunakan oleh pengangkut kebersihan desa untuk mengumpulkan sampah tiap lorong yang biasa diangkut seminggu sekali untuk dipindahkan ke TPA (tempat pembuangan akhir) yang terletak di perbatasan Mola Nelayan Bhakti dengan Mola Selatan.
“Pembuatan gerobak sampah yang diusung oleh KKN Tabik UMY generasi 4 yang sebelumnya juga dilakukan oleh generasi ke-3, membuahkan hasil yang baik. Masyarakat menggunakan gerobak sampahnya untuk mengumpulkan sampah dengan volume yang cukup banyak. Dengan adanya gerobak ini, mempermudah kegiatan rutin Jum’at Bersih untuk membawa karung dengan sampah yang terlampau berserakan di sini,” ungkap Derdi Kades Desa Mola Nelayan Bhakti. (fj)