
Menggerakkan AMM di Ranting dan Cabang Tanggungjawab Bersama
Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Amrizal, M.Pd dalam Ngobrol Bareng-nya menyampaikan bahwa Ranting dan Cabang Pemuda Muhammadiyah saat ini kering dari aktifitas dakwah, hal ini bisa dilihat saat Ramadhan ini, dimana mesjid-mesjid Taqwa Muhammadiyah sangat minim dengan aktivitas anak-anak muda.
“Bahkan hanya untuk sekedar mencari pembawa acara pengajian malam, Pimpinan Ranting Muhammadiyah kesulitan. Femonema ini terlihat jelas di mesjid mesjid kita,” ungkap Amrizal.
Amrizal menegaskan, menggerakkan AMM di ranting dan cabang adalah tanggungjawab bersama. Dimana pimpinan di atasnya seharusnya dan wajib memiliki ranting dan cabang.
“Cukuplah PDPM atau PWPM mengawal rantingnya masing masing agar bisa hidup dan bergerak. Namun realitanya yang menjadi PDPM atau PWPM banyak yang tidak jelas keberadaan ranting Pemuda Muhammadiyah, apalagi ranting atau cabang Muhammadiyahnya,” ungkap Amrizal.
Faktanya saat ini, kata Amrizal, hampir semua di PDPM ranting Pemuda Muhammadiyahnya tidak hidup, apalagi bergerak.
“Yang lebih membuat kita miris, ranting-ranting siluman nanti akan diadakan hanya untuk sekedar kepentingan Musyawarah Daerah. Contoh paling dekat adalah di daerah kita Kota Medan, Muhammadiyah Kota Medan Memiliki sekitar lebih kurang 142 ranting. Bisa kita lihat tidak lebih dari 20 persen ranting yang beraktifitas dan bergerak,” sebutnya.
“Tentunya ini sangat mengkhawatirkan, karena akan mengancam regenerasi Muhammadiyah di cabang dan ranting. Rendahnya minat anak muda Islam saat ini untuk berorganisasi merupakan tantangan kita semua untuk bisa menghadirkan Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiyatul Aisyiyah sebagai Organisasi yang menarik. Organisasi yang bisa menjadi Rumah Kehidupan bagi anak-anak muda Islam untuk mengembangkan diri, meningkatkan kualitas diri dan membangun jaringan dalam mendukung karir atau pekerjaan,” imbuhnya.
Menurut Amrizal, tanggungjawab dan tugas mulia ini merupakan PR bersama untuk mencari formula, sehingga kehadiran Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiyatul Aisyiyah akan semakin disenangi anak-anak muda Islam.
Mantan Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara ini menghimbau warga persyarikatan, khususnya Pimpinan dan Anggota Muhammadiyah dan Aisyiyah agar bisa menyuruh anak-anaknya yang sudah berusia pemuda.dan pemudi untuk bisa aktif berorganisasi, karena saat ini faktanya, ayah dan bundanya tokoh Muhammadiyah dan Aisyiyah, namun justru anak-anaknya sama sekali tidak mengenal Muhammadiyah dan Aisyiyah.
“Ini sangat mengkhawatirkan kita semua. Untuk itu, regenerasi ini harus kita mulai dari rumah kita masing-masing dan tanggungjawab kita sebagai pimpinan Persyarikatan di semua level,” pungkasnya.