Oleh Shohibul Anshor Siregar
Peringatan Hari Pekerjaan Sosial Sedunia tanggal 19 Maret 2024 diberi tema “Buen Vivir”. Maknanya ialah “Masa Depan Bersama untuk Perubahan Transformatif”. Tema ini menekankan pentingnya pendekatan inovatif berbasis komunitas dalam pekerjaan sosial.
Istilah “Buen Vivir” yang lebih dikenal di Ecuador, dan dipopulerkan antara lain oleh Arturo Escobar dalam bukunya Encountering Development (2011), dipandang relevan dengan Agenda Global untuk Pekerjaan Sosial dan Pembangunan Sosial 2024 yang diluncurkan oleh Asosiasi Internasional Sekolah Pekerjaan Sosial (IASSW), Dewan Internasional untuk Kesejahteraan Sosial (ICSW), dan Federasi Pekerja Sosial Internasional (IFSW). Agenda Global ini bertujuan membangun transformasi sosial inklusif.
Pentingnya perubahan transformatif dalam pekerjaan sosial yang didasarkan pada kearifan adat dan keberlanjutan, sebagaimana dapat dimaknai dari tema “Buen Vivir”, menghendaki pendalaman filosofis untuk menekankan pentingnya keseimbangan dan harmoni antara manusia, alam, dan masyarakat.
Dalam konteks pekerjaan sosial, “Buen Vivir” mengacu pada pendekatan inovatif dan transformatif yang diilhami oleh nilai-nilai kearifan adat. Pendekatan ini menekankan pentingnya membangun masyarakat yang inklusif, saling menghormati, dan berkelanjutan, yang di dalamnya kesejahteraan sejati dapat dicapai melalui hubungan harmonis dengan alam dan perjuangan kolektif untuk memastikan pembangunan yang seimbang.
Dalam tema tahun ini, “Buen Vivir” digunakan sebagai landasan untuk menyoroti peran pekerja sosial dalam mendorong perubahan positif dan membangun komunitas yang tumbuh berdasarkan rasa saling menghormati dan keberlanjutan. Konsep ini mengajak pekerja sosial untuk mengadopsi pendekatan yang berbasis komunitas, menghormati kearifan adat, dan bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk mencapai tujuan pembangunan sosial yang transformatif.
Apakah ada contoh konkret yang dapat dipetik dari pendekatan “Buen Vivir” untuk perubahan sosial yang positif? Ecuador telah mengadopsi konsep “Buen Vivir” pada tahun 2008 dan telah membawa perubahan dalam kebijakan negara, termasuk mengakui hak-hak asasi pribadi, hak-hak komunitas adat, dan perlindungan lingkungan.
Pemerintah Ecuador konon telah berupaya untuk mencapai kesejahteraan sejati melalui kebijakan yang berfokus pada pengurangan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat, dan penghormatan terhadap keanekaragaman budaya.
Perbandingan kasus dapat ditilik dari Bolivia yang juga menerapkan konsep “Buen Vivir” pada tahun 2009. Pendekatan ini telah membawa perubahan yang signifikan dalam kebijakan pembangunan negara. Pemerintah Bolivia telah mengadopsi kebijakan yang berfokus pada redistribusi kekayaan, pengakuan hak-hak komunitas adat, dan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Pendekatan ini telah membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan kesenjangan sosial di negara tersebut.
Komunitas adat di Amerika Latin adalah saksi hidup yang dapat memperkuat bukti tentang kemanfaatan komitmen ini. Di wilayah Andes, beberapa komunitas adat telah menerapkan prinsip “Buen Vivir” dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mengembangkan model pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, mempraktikkan pertanian organik, mempromosikan kearifan lokal, dan membangun sistem pendidikan yang berbasis budaya.
Ringkasnya, pendekatan ini telah membantu menjaga keberlanjutan lingkungan, memperkuat identitas budaya, dan meningkatkan kesejahteraan komunitas. (Bersambung ke hal 2)