TAJDID.ID~Yogyakarta || Kolaborasi apik dikerjakan oleh Gerakan Amal Sedekah Sampah dan Bawah Skor dalam mengatasi persoalan sampah.
Dalam pertandingan Liga 2 yang mempertemukan PSIM Yogyakarta melawan Nusantara United pada Rabu (13/12) di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, para pendukung PSIM diajak untuk bijak dalam mengelola sampah. Para penonton yang datang ke Stadion Mandala Krida membawa botol plastik untuk ditukar dengan majalah mini bernama Matchgazine yang diterbitkan oleh Bawah Skor.
Salah satu penonton, Ahmad Syauqi Soeratno, sengaja datang ke stadion dengan membawa beberapa botol bekas.
“Apa yang dilakukan oleh rekan-rekan suporter yang tergabung dalam Bawah Skor bersama Gerakan Amal Sedekah Sampah ini merupakan upaya nyata membangun kesadaran tentang pentingnya mengelola sampah dengan bijak,” ujar Syauqi.
Syauqi dikenal sebagai sosok yang peduli dengan perkembangan sepak bola dan kaum muda di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan pernah menjabat sebagai manajer PSIM dan ketua Asprov PSSI Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Mulanya kami membagikan Matchgazine di pertandingan-pertandingan yang dijalani PSIM secara gratis. Kemudian melihat antusiasme dari para suporter PSIM dan melihat bahwa ada persoalan sampah di stadion maupun di Yogyakarta, maka kami tergerak membuat gerakan ini,” ujar Dimas Maulana, dari Bawah Skor. Dimas menambahkan bahwa penerbitan Matchgazine pada pertandingan PSIM vs Nusantara United sebanyak empat ratus eksemplar.
Gerakan Amal Sedekah Sampah merupakan sebuah gerakan penanganan sampah yang digagas oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan LazisMu Banguntapan Selatan Bantul. Para penonton yang datang ke Stadion Mandala Krida terlihat antusias dengan gerakan ini. Hal ini terbukti dengan banyaknya penonton yang menukarkan botol bekas, baik yang dibawa dari rumah maupun yang berasal dari minuman yang diminum sebelum dan setelah pertandingan.
Menurut peneliti budaya sepakbola, Fajar Junaedi, gerakan yang dilakukan Gerakan Amal Sedekah Sampah dan Bawah Skor menunjukan adanya kesadaran kewargaan tentang apa yang sedang terjadi.
“Hal paling menarik adalah kesadaran tentang literasi, kesadaran tentang persoalan sampah, ini semua berasal dari komunitas di tingkat akar rumput,” ujar Fajar yang juga menjabar sebagai sekretaris Lembaga Pengembangan Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dimas Maulana berharap agar apa yang dilakukan oleh Bawah Skor dan Gerakan Amal Sedekah Sampah bisa menjadi pemantik untuk gerakan kewargaan, terutama dimula dengan membangun literasi di kalangan suporter sepakbola. (*)