TAJDID.ID~Jakarta || Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) memastikan bakal terlibat di agenda Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina pada Minggu, 5 November 2023 mendatang. Dikonfirmasi Jumat (03/10) siang, Baikuni Alshafa selaku koordinator lapangan untuk massa IMM membenarkan hal tersebut.
Seperti diketahui bahwa aksi tersebut diinisiasi oleh sejumlah pihak, termasuk di antaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tak hanya dari kalangan umat Islam, aksi yang bakal digelar di Titik Aksi Monas, Jakarta Pusat ini sedianya akan diikuti berbagai elemen masyarakat. Mulai dari komunitas hingga organisasi keagamaan lainnya.
Sebelumnya, DPP IMM telah menyerukan untuk melakukan pemihakan secara penuh terhadap kemerdekaan Palestina. Menurut Baikuni yang juga merupakan Ketua Bidang Hikmah dan Kajian Publik DPP IMM ini menegaskan bahwa pemihakan ini adalah manifesto dari amanat konstitusi Indonesia yang menyerukan perdamaian dan penghapusan penjajahan di atas dunia.
“Situasi geopolitik yang terjadi saat ini patut mengundang reaksi publik di seluruh dunia, utamanya Indonesia. Insiden yang terjadi di Palestina itu ialah murni penjajahan Israel kepada bangsa Palestina,” ungkap Baikuni.
Lebih jauh, menurut Alshafa, narasi ‘pembelaan diri’ adalah dalih bengis untuk membenarkan praktik kolonialisme terhadap bangsa Palestina. “Indonesia jelas harus bersikap. Keberpihakan itu adalah manifestasi dari perintah konstitusi untuk menjaga perdamaian dan menghapus penjajahan di atas dunia,” tegasnya.
Mengatas namakan DPP IMM, Alshafa sekaligus mengajak para kader IMM seluruh Indonesia untuk melakukan aksi secara nyata. Tak hanya turun ke jalan. Tetapi bisa dilakukan dengan cara di antaranya untuk turut terlibat dalam mengumpulkan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina.
“Bantuan sosial itu niscaya diperlukan demi memulihkan kondisi rakyat Palestina,” seru Alshafa.
Selain itu, sambung Alshafa, aksi nyata juga bisa ditunjukkan melalui propaganda di media sosial maupun media massa dengan menyerukan kepada seluruh elemen bangsa untuk membangun kesadaran publik mengenai peristiwa penjajahan itu. (*)
Kontributor: Ade Candra