TAJDID.ID~Yogyakarta || Sekolah sepakbola (SSB) kini telah menjamur di berbagai kota. Anak-anak mengisi waktu sore hari dengan berlatih di SSB. SSB merupakan wadah yang yang bertujuan mengajarkan sepakbola secara baik dan benar pada anak-anak. Untuk itu perlu kurikulum, sarana, kualitas pelatih, dan manajemen. Manajemen ini yang bertanggung jawab atas keberlangsungan SSB.
Hal ini disampaikan Seto Nurdiyantaro dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) bersama Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) dan Lembaga Seni Budaya (LSB) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (28/10).
Seto Nurdiyantaro adalah pelatih dengan lisensi AFC Pro Diploma (2019). Selama menjadi pelatih, Seto pernah melatih PSIM Yogyakarta, dan PSS Sleman. Sementara saat menjadi pemain, Seta pernah memperkuat PSIM Yogyakarta, PSS Sleman, Pelita Jaya Solo, dan Persiba Bantul. Karier sebagai pemain juga diwarnai sebagai pemain tim nasional.
“Pelatih yang memiliki lisensi menunjukan keseriusan dalam mengelola SSB. Pelatih juga harus memberikan contoh, bukan hanya kasih instruksi saja,” ujarnya.
Seto menambahkan bahwa anak-anak perlu diajari cara dasar sepakbola yang baik dan benar di dalam SSB yang dikelola baik manajemennya.
“Muhammadiyah selama ini telah mendarah daging dengan sepakbola melalui sepakbola Hizbul Wathan. Muhammadiyah perlu mengembangkan SSB yang berkualitas,” ujarnya. Seto menambahkan bahwa Muhammadiyah bisa berkontribusi lebih banyak dalam perkembangan sepakbola. (fj))