Perang pemikiran dan konspirasi
Miris sekali pada zaman ini ketika kita melihat saudara sesama muslim yang tidak bisa menerima saudaranya hanya karena perbedaan pandangan atau madzhab. Mereka memiliki pengkultusan yang kuat kepada tokoh-tokoh panutan mereka dan seringkali tidak memiliki pemikiran yang terbuka. Menganggap selain dari madzhab mereka adalah bukan islam dan bukan ahlu sunnah wal jama’ah.
Padahal kenyataannya tidak demikian. Mereka mengusung-usung toleransi, mengatas-namakan keadilan bersama. Bahkan mereka mampu duduk bersama orang kafir yang berpakaian tidak menutup aurat, mereka mampu untuk bergaul dan berdiskusi dengan siapapun dari agama manapun atas dasar toleransi beragama. Akan tetapi ironisnya mereka tidak mau menerima dan bergaul dengan saudaranya sendiri sesama muslim hanya karena berbeda pandangan dengan hal yang bersifat furu’ (cabang).
Tentunya pemikiran seperti itu harus dirubah. Islam adalah agama yang satu. Tidak ada Islam versi Imam- imam tertentu. Mereka semua adalah Islam. Islam yang disatukan dengan akidah yang sama. Adapun perbedaan dalam hal furu’ itulah yang harus disikapi dengan tepat guna menghindari perpecahan dan menjadi titik awal persatuan dan kebangkitan umat islam untuk menghadapi musuh-musuhnya pada masa kini.
Kita sampai pada faktor terakhir yang sangat sensitif dan menjadi titik pembahasan yaitu golongan yang memiliki keperluan tertentu dibalik isu negatif tentang islam. Sejenak coba kita pikirkan fakta berikut ini :
- Warga berkebangsaan palestina yang tinggal di daerah Israel tidak dimusuhi.
- Warga berkebangsaan palestina yang tinggal di daerah israel memiliki hak politik dalam pemerintahan Israel.
- Penduduk Israel sangat ramah dan sama sekali tidak membenci orang islam yang tinggal di wilayah mereka.
Kesimpulan dari 3 fakta di atas saya serahkan pada masing-masing pembaca. Tapi yang jelas disini saya mencoba memaparkan sudut pandang yang berbeda tentang apa yang selama ini dibicarakan media. Isu agama adalah senjata paling efektif dalam menarik perhatian dan opini.
Kita ambil contoh kasus pengeboman yang telah terjadi di indonesia, dari sekian kasus pengeboman yang telah terjadi, mereka mengaku telah dicuci otak sehingga salah mengartikan jihad dan dimanipulasi oleh oknum ‘ustadz’. Dan ini dilakukan secara sistematis, terstruktur dan terencana. Mereka memiliki target dan berusaha masuk ke berbagai lapisan masyarakat guna mencari orang yang mempercayai doktrin mereka. Saya menyebut mereka adalah seorang ‘konseptor’. Secara logika jika mereka mempercayai bahwa mengebom umat agama lain di tempat umum tanpa alasan yang tidak bisa dibenarkan secara syar’i sebagai tindakan mulia, pasti para petinggi dari ajaran tersebut adalah orang yang paling pertama melaksanakannya. Namun pada kenyataannya mereka selalu menumbalkan orang lain.
Maka kesimpulan yang penulis dapat adalah mereka sendiri sebenarnya tidak peduli dengan konsep agama, yang mereka utamakan adalah kepentingan. Kepentingan untuk berkuasa, kepentingan untuk memonopoli dan lain sebagainya. Apapun yang bisa mereka gunakan sebagai alat untuk mencapai tujuannya akan mereka gunakan, termasuk agama.
Bagaimanapun ini adalah masalah politik. Masalah politik yang dibumbui dengan agama. Mereka memanfaatkan kebencian dan menggunakannya untuk kepentingan. Politik yang menghalalkan segala cara dan harus kita perjuangkan perlawanan kepada mereka lewat sistem politik islam yang baik dan sesuai syari’ah.
Ada ungkapan populer terkait politik yang berbunyi “Tidak ada musuh abadi, tidak ada pula teman abadi. Yang abadi adalah kepentingan.”. Dan ungkapan tersebut benar adanya. Kepentingan adalah motivasi terbesar dalam dunia politik. Suatu golongan bisa menyatukan kekuatan tanpa ragu jika mereka memiliki kepentingan didalamnya. ‘Musuh dari musuhku adalah temanku’. Begitulah kira-kita perumpamaan yang bisa menggambarkannya.
Apa yang menimpa umat islam pada saat ini adalah kombinasi dari serangan kebencian dan kepentingan politik dari beberapa golongan. Manipulasi informasi dan doktrin adalah senjata utama di era digital ini. Dan ujaran kebencian dan konspirasi itulah yang dijadikan alasan untuk menyerang kaum muslimin dan menghancurkannya. Islamophobia adalah salah satunya.
Islam adalah satu-satunya agama yang memiliki istilah ini. Tidak ada orang kristen yang phobia dengan kristen. Dan begitu pula umat beragama lain dengan agamanya sendiri. Anehnya ada umat islam yang Islamophobia, Takut dengan hal-hal seperti berjenggot, celana tinggi dan cadar. Ketahuilah bahwa itu semua hanyalah sebuah doktrin. Mereka sengaja dan berusaha menanamkan image buruk terhadap Islam.