TAJDID.ID~Jakarta || Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut banyak generasi muda, kaum milenial, yang tak paham krisis keuangan.
“Banyak generasi muda, milenial, yang mungkin tidak atau kurang familiar dengan krisis keuangan, baik di Indonesia maupun dunia. Namanya dua kata, krisis keuangan, berarti ada something wrong dengan keuangan yang menimbulkan krisis,” ujarnya di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Jakarta Pusat, Selasa (25/7).
Sri Mulyani kemudian menjelaskan tiga krisis yang pernah melanda Indonesia dan dunia. Pertama, krisis moneter 1997-1998 yang mengguncang Indonesia dan Asia Tenggara, di mana menjadi tonggak sejarah perekonomian tanah air.
Kedua, krisis keuangan global 2008-2009. Dan ketiga, krisis keuangan imbas pandemi covid-19 yang dimulai sejak 2019 lalu.
“Krisis, krisis, krisis. Para profesional dan terutama generasi muda saya rasa perlu memahami dan mempelajari kenapa keuangan bisa menjadi sumber krisis. Kenapa keuangan bisa menjadi konsekuensi yang sangat penting dari sebuah krisis kesehatan,” jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyebut banyak generasi milenial yang sekarang mengemban amanah sebagai ahli keuangan. Menurutnya, ciri seorang profesional adalah mampu mengidentifikasi tingkat teknikal kompetensi diri dibandingkan dengan kebutuhan ekonomi serta best practice dunia.
Oleh karena itu, ia berpesan agar akuntan, aktuaris, konsultan perpajakan, dan berbagai profesi keuangan lainnya bisa menempatkan diri dengan baik.
Akan tetapi, dirinya tak ingin para milenial ini membatasi diri di level sempit. “Kita mau profesional keuangan Indonesia tidak hanya bertaji di kancah Asia Tenggara dan G20, melainkan juga kancah keuangan global,” tegasnya. (*