TAJDID.ID || Pakar informasi dan pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi turut mengomentari pernyataan kontroversial bernada ancaman terhadap warga Muhammadiyah yang dilontarkan AP Hasanuddin, seorang peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah ini melalui laman Twitter pribadinya @ismailfahmi menyampaikan sebuah utas tentang pentingnya mempelajari adab sebelum mempelajari ilmu.
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu, kata Imam Malik. Tapi saya tidak lihat adab itu di sini (pada pernyataan AP Hasanuddin-red),” tulis Ismail.
“Kalau ditulis oleh seorang buzzer, saya paham. Tapi kalau ditulis oleh seorang profesor, ASN, dibayar dari pajak, termasuk pajak warga Muhammadiyah, rasanya offside,” imbuhnya.
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu," kata Imam Malik.
Tp saya tidak lihat adab itu di sini.
Kalau ditulis oleh seorang buzzer, saya paham.
Tapi kalau ditulis oleh seorang profesor, ASN, dibayar dari pajak, termasuk pajak warga Muhammadiyah, rasanya offside.🤔 pic.twitter.com/cuSmgDOSx6
— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) April 23, 2023
Selanjutnya, sembari melampirkan sebuah link berita yang berisi pernyataan seorang peneliti astronomi BRIN Thomas Djamaludin, Ismail Fahmi menyinggung soal tupoksi seorang profesor terkait menjelaskan apa yang terjadi secara ilmiah dan mengapa ada perbedaan dalam penetapan 1 Syawal 1444 H.
“Tupoksi seorang profesor cukup sampai seperti dalam berita ini. Menjelaskan apa yang terjadi secara ilmiah, mengapa ada perbedaan. Bagus. Tak perlu mengambil tupoksi buzzer politik dan troll yang suka menyinggung dan merendahkan,” tegasnya.
Baca Juga: IMM Medan Kecam Ancaman dan Sikap Premanisme Peneliti BRIN
Kemudian, terkait kasus ini, Ismail Fahmi menjelaskan soal moderasi beragama dan konsep Islam Wasathiyah yang menurutnya masih memiliki tantangan yang besar.
“Moderasi beragama, Islam wasathiyah artinya: “sesuatu yang berada (di tengah) di antara dua sisi. Tampaknya masih besar tantangannya. Wallahu ‘alam,” ungkapnya.
Meskipun demikian, Ismail Fahmi masih berharap akun AP Hasanuddin itu kena hack dan bukan tulisan aslinya
“Saya masih berharap akun AP Hasanuddin ini kena hack, sehingga menulis komentar provokatif yang sangat offside. Semoga begitu, bukan tulisan asli,” kata Ismail Fahmi.
Ia juga meminta warga persyarikatan Muhammadiyah agar sabar, menahan diri. “Sabar, tahan diri, serahkan kepada yang berwajib untuk menginvestigasi,” kata Ismail Fahmi.
Terakhir Ismail Fahmi mengungkap sosok AP Hasanuddin yang merupakan anggota tim unifikasi kalender Kementerian Agama. “Beliau adalah anggota tim unifikasi kalender Kemenag. Artinya membawa nama pemerintah juga. Silakan kritik metode Muhammadiyah atau ormas lain yg beda dengannya. Sebatas metoda. Kalau melebar kemana-mana sudah offside,” tutupnya.