TAJDID.ID~Medan || Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad mengatakan, Muhammadiyah merasa prihatin dengan kondisi ummat dan bangsa di era digital, terutama dalam bermain media sosial.
Mengutip survei yang dilakukan Microsoft, ia merasa miris karena netizen Indonesia itu disebutkan sebagai yang paling tidak sopan di Asia.
“Jadi hoaks dan bulshit di media sosial menjadi bagian dari hidup kita, sehingga sekarang itu disebut dengan zamannya post-truth,” ujarnya ketika memberikan sambutan pada acara Seminar Nasional “Media Sehat untuk Rakyat di Era Digital” dalam rangkain peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Rabu (8/2/2023).
Berangkat dari kondisi itu, kata Dadang, Muhammadiyah memandang perlu untuk menyiasatinya. Dikatakannya, salah-satu poin isu-isu strategis keummatan, kebangsaan maupun kemanusian universal yang dihasilkan Muktamar ke-43 di Solo belum lama ini adalah Kesalehan Digital.
Pada periode kali ini, lanjut Dadang, Muhammadiyah bertekad untuk mewujudkan Kesalehan Digital itu dengan mempersiapkan sejumlah langkah.
Pertama, Muhammadiyah ingin memberikan arakan kepada masyarakat, terutama warga Muhammadiyah, tentang perlunya memperhatikan konten-konten positif dalam setiap pemberitaan.
“Kita ini orang-orang Muhammadiyah seperti kumbang dan tidak seperti lalat. Kalau kumbang, meskipun ditunjukkan bahwa sampah itu baik tidak mau mendekatinya. Kumbang tetap mencari bunga-bunga yang indah. Sedangkan lalat, walaupun sudah ditunjukkan bahwa bunga-bunga itu bagus dan indah, tapi tetap saja memilih mencari sampah,” jelas Dadang.
“Artinya, kita ingin orang-orang Muhammadiyah itu bisa memilah mana bunga dan mana sampah. Mana pemberitaan yang positif dan mana yang negatif,” imbuhnya.
Atas dasar itulah, Dadang mengungkapkan Muhammadiyah telah mengeluarkan Fiqih Informasi, sejak Musyawarah Majelis Tarjih di Makasar beberapa tahun lalu sebagai panduan moral bagi warga Muhammadiyah dalam bermain media sosial.
Kedua, Muhammadiyah ingin mengimbangi konten-konten negatif dengan konten-konten positif. “Oleh karena itu Muhammadiyah sekarang lagi berusaha melalui sejumlah Majelis, seperti Majelis Tabligh, Majelis Pustaka dan Informasi, Majelis Tarjih dan Tajdid, termasuk sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah untuk mengarusutamakan konten-konten positif kepada dunia,” tegasnya.
Ketiga, Muhammadiyah ingin mendirikan sarana-sarana informasi dan media-media untuk ikut menyebarkan konten-konten positif agar yang menjadi mayoritas dan dominan dalam pemberitaan itu adalah konten-konten positif.
“Salah satu ikhtiar yang kita lakukan adalah medirikan Tivi Muhammadiyah (TVMu). Sekarang TVMu sudah berusia sembilan tahun, kita berharap TvMu akan menjadi Televisi yang unggul dan berkemajuan,” harapnya. (*)