TAJDID.ID~Medan || Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (FH UMSU) Dr Nursariani Simatupang, SH.,M.Hum dan Dr Faisal, SH.,M.Hum, melaksanakan Penyuluhan Hukum dengan tema: Pengamalan Nilai-nilai Pancasila pada Anak”. Kegiatan penyuluhan hukum ini sebagai bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat seorang dosen.
Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Januari 2023 bertempat di Masjid Taqwa Ranting Muhammadiyah Titi Papan, Jalan Marelan Raya/Jalan Muslim Pancasila Gang Sekata Ujung. Peserta penyuluhan hukum adalah anak-anak tingkat pendidikan SD dan SMP berjumlah lebih kurang 50 orang.
Dalan pemaparan materinya, Dr Nursariani dihadapan anak-anak menyatakan perlu pengamalan nilai-nilai Pancasila pada anak.
“Hal ini sangat penting untuk anak yang akan menghadapi kehidupan sosial hingga ia besar kelak,” ujar Nursariani.
Kemudian, Nursariani menjelaskan, bahwa Pancasila memiliki enam karakteristik utama, yakni bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong, serta berkebhinnekaan global.
Berdasarkan hal tersebut, Nursariani menghimbau anak-anak agar (1) Menghargai dan menghormati sesama teman yang sedang beribadah. (2) Bersikap toleransi atas perbedaan keyakinan. (3) Berteman baik dengan teman walaupun berbeda agama. (4) Menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing. (5) Menghormati orang yang lebih tua, (6) Menyayangi yang lebih muda
Bagi orang tua yang hadir Nursariani mengatakan wujud pengamalan nilai Pancasila sebagai berikut:
Sila Pertama; Ajarkan anak beribadah bersama. “Untuk menanamkan nilai ini, sedari kecil orang tua bisa mengajak anak-anak untuk beribadah bersama, lewat doa orang tua bisa mengajarkan kepada anak bahwa kita harus bersyukur setiap saat, seperti membiasakan berdoa sebelum makan dan tidur,” jelas Nursiani.
Kedua, Sila Kedua: Berkumpul bersama sanak saudara. Menurutnya, berkumpul bersama sanak saudara, teman atau tetangga bisa menjadi cara untuk menumbuhkan nilai sila kedua kepada anak. Lewat interaksi tersebut anak akan memahami seperti apa perasaan empati dan simpati.
“Orang tua bisa mencontohkan seperti apa cara menghibur teman yang sedang menangis, menolong saudara yang sedang kesusahan,” tuturnya.
Sila Ketiga: bermain bersama. “Agar anak mengerti bagaimana bertoleransi dan tak membeda-bedakan teman, kenalkan si kecil dengan teman-teman dari beragam suku, agama dan daerah, ajarkan juga kepada anak tentang kebersamaan, seperti makan bersama dan saling berbagi dengan temannya,” kata Nursariani.
Sila Keempat; ungkapkan pendapat dengan berdiskusi bersama. “Cara sederhana untuk menanamkan nilai sila keempat ini adalah dengan menanyakan pendapat anak akan setiap hal yang Anda lakukan bersama. Misalnya saja, tanyakan kepada anak menu makan malam nanti dan mendiskusikannya bersama untuk menentukan pilihan,” kata Nursariani.
Sila Kelima; berbagi dengan orang Lain. Cara mudah bagi orang tua untuk mengajarkan nilai keadilan ini kepada anak contoh sederhananya dengan mengajarinya untuk selalu berbagi mainan atau makanan dengan saudara atau temannya.
“Selain itu, ajarkan juga pada anak untuk bersikap adil kepada saudara dan teman-temannya tanpa membeda-bedakan, sehingga anak bisa membiasakan diri bersikap adil dalam segala hal,” jelasnya. (*)