• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Jumat, Juli 4, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Liberalisme Ala Muhammadiyah

Shohibul Anshor Siregar by Shohibul Anshor Siregar
2022/11/06
in Muhammadiyah, Nasional, Opini, Ulasan
0
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh: Shohibul Anshor Siregar

Memang jika Muhammadiyah terus bertekad mendirikan “a perfect and an effective state in the real state”, gagasan dan program mengimbangi atau melampaui pemerintah wajib diprioritaskan.

Tetapi sebelum ke arah itu Muhammadiyah memerlukan tinjauan kritis atas beberapa hal yang mungkin sangat memerlukan perubahan. Ini menyangkut peran.

Apakah akan sekadar meneruskan peran lama yang melegitimasi liberalisasi yang membuat negara akhirnya berpandangan bahwa semuanya berlangsung baik-baik saja jika semua urusan menyangkut kepentingan warga dan negara diserahkan kepada pasar.

Dengan begitu ia (negara) minim tugas dan tanggung jawab dan demi persaingan bebas dianggap pas memilih permissive atas ketidak-adilan dan kesenjangan yang akan menjadi resultante akhir.

***

Konstitusi yang dibuat untuk Indonesia berbicara lain: “Indonesia bukan negara liberal”. Jadi tugas pertama yang belum selesai dan bahkan makin hari makin kabur ialah membuat Muhammadiyah tak hanya sebagai pressure group tetapi pencerah untuk memperbaiki negara agar mampu menjalankan tugas dan kewajiban melindungi segenap tumpah darah….dst.

Pastilah ketika Muhammadiyah didirikan tahun 1912 Dahlan tak bisa selain bekerja di hulu yang secara eklektif memilih peran yang seolah tak berbahaya bagi kolonial, yakni pendidikan dan sosial.

Tetapi Indonesia sudah merdeka 7 dasawarsa lebih dan secara resmi yang memerintah bukan lagi penjajah. Muhammadiyah masih tetap dengan faham lama yang beranggapan bahwa pemerintah itu adalah kafir dan tentu musuh dan karena itu jika tak berani oposisi jadi outsider yang tak berbahaya saja.

Muhammadiyah seakan merasa suci dengan pilihan sadar tetap menjadi steril dari politik. Faham ini pilihan fiqh paling konservatif dan seperti layangan hanya akan terbang kian kemari di udara. Meski seolah leluasa, sebetulnya hanyalah karena arah angin belaka.

Ijtihad politik Muhammadiyah terasa hanya terbatas pada bagaimana agar tidak kena pukul dan kena tindas. Itu tak berubah dari iklim penjajahan, dan Muhammadiyah kelihatannya lebih memilih tak tahu bertarjih tentang itu.

Mungkin karena kultur dominasi “Jawa Golek Selamat” (safety first) performance Muhammadiyah menjadi seperti itu: kurang menyukai berijtihad substantif dan besar.

Belum lama ada publikasi agak bombastis tentang aset besar dan kekayaan Muhammadiyah. Ya memang, jika ukurannya organisasi sosial yang ada, itu sangat unggul.

Tetapi jika diukur dari paradigma ijtihadi Islam, menjadi pendukung liberalisasi yang menggantungkan diri ke pasar adalah sebuah pertanda kegagalan memahami missi profetik yang sebenarnya.

Bersambung ke halaman 2

Page 1 of 4
12...4Next
Tags: Muhammadiyahmuhammadiyah dan politikPolitik Muhammadiyahshohibul anshor siregar
Previous Post

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sumut Berpeluang Magang di Perusahaan BUMN

Next Post

UMSU Sukses Gelar Jalan Santai Semarak Muktamar 48 Muhammadiyah 'Aisyiyah

Related Posts

Rusaknya “Dalihan Na Tolu” dalam Korupsi Jalan di Sumut

Rusaknya “Dalihan Na Tolu” dalam Korupsi Jalan di Sumut

28 Juni 2025
189
Penyiksaan oleh Aparat TNI-Polri di Sumut Ancam Demokrasi dan Hak Asasi Warga

Penyiksaan oleh Aparat TNI-Polri di Sumut Ancam Demokrasi dan Hak Asasi Warga

27 Juni 2025
131
Burkina Faso di Bawah Ibrahim Traoré: Cermin Warisan Kolonialisme dan Peringatan Krusial bagi Indonesia

Burkina Faso di Bawah Ibrahim Traoré: Cermin Warisan Kolonialisme dan Peringatan Krusial bagi Indonesia

25 Juni 2025
136
Potensi Regional Istimewa untuk Solo: Waktunya jadi ‘Special Region of Surakarta’

Potensi Regional Istimewa untuk Solo: Waktunya jadi ‘Special Region of Surakarta’

20 Juni 2025
106
Prof Irwan Akib: Ruh Keikhlasan Jadi Dasar Muhammadiyah Jalankan Amal Usaha

Prof Irwan Akib: Ruh Keikhlasan Jadi Dasar Muhammadiyah Jalankan Amal Usaha

16 Juni 2025
115
Masukan untuk Presiden: Keempat Pulau itu Milik Aceh

Masukan untuk Presiden: Keempat Pulau itu Milik Aceh

15 Juni 2025
152
Next Post
UMSU Sukses Gelar Jalan Santai Semarak Muktamar 48 Muhammadiyah ‘Aisyiyah

UMSU Sukses Gelar Jalan Santai Semarak Muktamar 48 Muhammadiyah 'Aisyiyah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In