TAJDID.ID~Lamongan || Tangis bahagia warnai wisuda tahfidz Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Blimbing, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Selasa, (18/10/2022).
Sebanyak 26 siswa-siswi MI Muhammadiyah ini berhasil mempersembahkan sesuatu yang sangat berharga kepada orang tuanya masing-masing.
Tangis haru terlihat saat peserta wisuda Tahfidz menyanyikan lagu berjudul “Aku Ingin Menjadi Hafidz Qur’an” sambil berjalan menghampiri orang tuanya masing-masing untuk memasangkan mahkota.
Air mata bahagia mengalir dari mata orang tua dan juga siswa-siswsi itu. Baik siswa maupun orang tua saling bergantian menyapu air mata dengan sehelai tisu.
Para siswa-siswi ini berhasil menyelesaikan hafalan Qur’an. Ada yang 2 juz bahkan ada yang sudah menghafal 6 juz.
Dengan status masih di bangku MI namun sudah menghafal sampai 6 juz, tentu hal itu sangat membanggakan bagi para guru terutama orang tua wali.
Kepala MIM 4 Blimbing Farihul Anam menuturkan, Tahfid Qur’an merupakan salah satu ekstra kurikuler di sekolah yang dipimpinnya tersebut.
Ia bersyukur karena anak-anaknya sanggup menyelesaikan target hafalan yang telah ditetapkan oleh para pembimbingnya.
“Terimakasih kepada pembimbing yang telah bekerja keras dalam membina anak-anak ini. Ada ustadzah Ummah, ustadzah Kimanda dan Ustadz Yunus,”ungkapkaya.
Ia memotivasi kepada yang anak-anak yang telah mengahfal 2 sampai 6 untuk ditingkatkan hafalannya, jangan berhenti di situ saja, tetapi diteruskan sampai tuntas 30 juz.
Sebagai kepala Madrasah, dirinya sangat bangga dengan capaian anak didiknya dalam menghafal Qur’an.
“Rata-rata dua juz yaitu 30 dan 29, bahkan ada yang sudah menghafal 4 dan juga 6 juz dan meraih predikat terbaik, ini kebanggaan kita semua. In saya Allah anak-anak kita ini akan menghantarkan orang tuanya masing-masing menuju surga,”ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, penanggung jawab program tahfidz bernama Ustadz Yunus menuturkan, jika anak-anak dididik dengan Al Qur’an, maka mereka akan menjadi ahli Qur’an.
“Semoga dengan extra tahfidz ini, dapat mewujdukan anak-anak kita menjadi ahlullah, keluarga Allah, orang-orang yang dicintai Allah,”harapnya.
Sementara itu, salah satu wali siswa bernama Hetfi Lisdinana merasa bersyukur menyekolahkan putranya di lembaga pendidikan Muhammadiyah itu.
Dirinya menegaskan, tanggung jawab mendidik anak tidak diserahkan kepada orang pihak sekolah saja.
“Ibu-ibu, mendidik anak adalah tanggung jawab kita. Sebagai orang tua, kita dituntut berperan aktif dalam perkembangan anak. Maka dari itu saya mengajak kepada ibu-ibu semuanya, sesibuk apapun, luangkan waktu untuk anak-anak kita,” tegasnya. (*)
Kontributor: Iwan Abdul Gani