Sahabat setia adalah sahabat yang mengajak ke surga bukan hanya mencari kesenangan di dunia saja.
Kalau kita bersahabat hanya mengharap kesenangan di dunia saja, maka tidak akan abadi dalam menuai kebahagiaan. Bahkan, perahabatan yang tidak hati-hati akan menimbulkan musibah cinta yang berujung kepada dosa. Sungai musibah merupakan sungai ujian bagi orang yang beriman dan menjadi ibrah untuk hikmah kehidupan yang lebih baik lagi. Sakit, dendam, iri, dengki, cemburu, kebencian, permusuhan, perbedaan, saling menyakiti seharusnya segera kita hapus untuk memperolah syafaat sahabat di surga.
Sahabat yang sudah menjadi saudara akan menjadi syafa’at (penolong) di Yaumil Akhir apabila dirawat dengan baik. Karena itu perbaikilah hubungan dengan sahabat yang tidak saling menyakiti. Dalam Hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, syarh Imam Nawawi mengatakan, syafaat orang-orang beriman adalah bagi sahabat yang masuk neraka, lalu Allah memerintahkan orang-orang yang memberikan syafaat agar mengeluarkan mereka darinya atau kepada orang yang seharusnya ke neraka.
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersbda,
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai.” (HR. Bukhari, Muslim).
Disebutkan, para ahli surga manakala mereka memasuki surga, akan tetapi mereka tidak mendapati teman dan sahabat mereka sewaktu di dunia, maka mereka akan bertanya kepada para malaikat, “Wahai Malaikat, kemana teman-teman kami dulu sewaktu di dunia?”. Malaikat menjawab, “Teman-teman kalian sedang berada di neraka!” Maka para ahli surga memohon kepada Allah Ta’ala agar teman dan sahabat mereka dibebaskan dan dimasukkan ke dalam surga bersama mereka. Allah pun mengabulkan permohonan mereka serta memerintahkan. “Jemputlah teman dan sahabat kalian di neraka dan bawalah bersama kalian ke surga, meskipun hanya ada satu dzarrah iman di dalam hatinya!” “Berkat permohonan itu, maka dibangkitkanlah para penghuni neraka , karena mereka pernah saling mengenal dan berteman sewaktu masih berada di dunia. Carilah teman-teman yang akan mencarimu di akhirat,”.
Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah berkata: “Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (muslim) yang saleh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh maka peganglah erat-erat”.
Sahabat setia bukan berarti menyukai seluruh teman yang kita kenal tetapi kita harus cerdas memilih sahabat-sahabat yang mengajak kita ke surga. Tidak semua teman yang kita kenal akan memberikan syafaat, ada juga teman yang mempunyai keinginan untuk mendekati kita karena ada harapan yang mungkin kita tidak mengetahui, kita harus waspada ada juga teman yang menjerumuskan kita ke neraka.
Tangisan cinta, merasakan penderitaan sahabat, dan peduli dengan kasih sayang sesama orang beriman, serta senyuman sebagai bagian dari ibadah akan menimbulkan persahabatan yang penuh dengan bunga-bunga pahala. Pererat jalan itu di antaranya dengan shalat berjamah, mengikuti kajian bersama, saling berbagi, saling silaturrahiem, saling mendoakan, saling membantu, dan menjaga perasaan untuk tidak saling menyakiti.