Oleh: M. Said Harahap
Rabu 15 Juni 2022 saya memotret Bulan Purnama dengan kamera Canon biasa dan lensa 70-200 biasa.
Dari kajian Astronomi, bulan purnama bulan Juni akan tampak lebih besar dan terang dari biasanya. Itu karena bulan purnama Juni akan menjadi yang pertama dari dua supermoon berturut-turut, atau bulan purnama yang mengorbit dalam 90% dari pendekatan terdekatnya ke Bumi – titik yang dikenal sebagai perigee dalam astronomi. Supermoon dapat muncul lebih besar dan hingga 16% lebih terang di langit daripada rata-rata bulan purnama.
Pada bulan Juni atau yang populer dengan julukan Bulan Purnama Strawberry akan bersinar di langit bumi pada hari Selasa (14 Juni). Bulan akan mencapai puncaknya sekitar pukul 08:00 EDT pada hari Selasa, tetapi juga akan tampak cerah dan penuh pada Senin dan Rabu malam.
Puncak bulan purnama super terjadi pada 14 Juni 2022 pukul 18.51.35 WIB atau 19.51.35 WITA atau 20.51.35 WIT dengan jarak 357.658 kilometer (km).
Seperti julukannya, bulan ini bertepatan dengan panen stroberi musim panas di Amerika Utara. Menurut almanak Petani Maine, yang mulai menerbitkan nama-nama bulan asli Amerika pada tahun 1930-an, suku-suku Algonquin di tempat yang sekarang timur laut Amerika Serikat memberi bulan purnama bulan Juni moniker yang lezat ini; budaya modern telah mengadopsi nama tersebut.
Fenomone bulan purnama bagi nelayan
Melansir Live Science, Kamis (18/6/2020), Bulan dan Matahari bergabung untuk menciptakan pasang-surut di lautan Bumi. Sebenarnya efek gravitasi begitu kuat, sehingga kerak planet Bumi terentang setiap hari oleh pasang surut yang sama.
Pasang surut permukaan laut merupakan peristiwa besar yang terjadi akibat perbedaan dalam efek gravitasi di satu sisi objek, seperti Bumi, dibandingkan lainnya
Lantas, bagaimana gelombang pasang di lautan itu terjadi saat bulan purnama?
Lautan di sisi Bumi yang menghadap ke Bulan tertarik oleh gravitasi Bulan lebih kuat dari pusat planet ini.
Sementara di sisi lain Bumi, gelombang pasang lain terjadi, karena pusat planet ini ditarik ke arah Bulan dengan kekuatan yang lebih besar dari sisi lautan terjauh.Pada dasarnya, itu membuat planet ditarik menjauh dari lautan, yakni kekuatan negatif yang secara efektif mengangkat laut menjauh dari Bumi. Setiap bulan purnama, maka Bulan, Bumi dan Matahari akan berada di posisi tertentu di sepanjang garis di ruang angkasa.
Selanjutnya, daya tarik yang menyebabkan gelombang pasang terjadi, akibat gravitasi Matahari yang memperkuat gravitasi Bulan.
Untuk diketahui, pasang surut atau gelombang pasang lautan di Bumi terjadi dua kali setiap hari saat Bumi berputar pada porosnya atau berotasi setiap 24 jam. (*)
Penulis adalah Dosen Fotografi IKO FISIP UMSU.