TAJDID.ID~Manggeng || Di bulan suci Ramadhan, SDIT Muhammadiyah Manggeng melaksanakan launching buku perdana karya guru SDIT Muhammadiyah Manggeng Aceh Barat Daya beserta acara buka puasa bersama serta santunan anak yatim. Sabtu (23/4/2022).
Kepala sekolah SDIT Muhammadiyah Manggeng Aceh Barat Daya Risa Muliana mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah, karena SDIT sudah bisa mengeluarkan buku pertamanya yang berjudul “KEMILAU CAHAYA DARI KOTA MANGGENG: Meneguh Langkah Mendidik Pelanjut Negeri”.
“Alhamdulillah, ini buku perdana yang berhasil kita terbitkan, dimana hasil tulisan guru ini dikumpulkan menjadi satu buku,” tuturnya.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Aceh Barat Daya Bapak Ir. H. Mismaruddin Mahdi dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Manggeng Bapak Drs. Said Firdaus ketika memeberikan sambutannya mengatakan mereka sangat mengapresiasi sekali atas launchingnya buku SDIT ini.
“Selain bertugas mengajar, Ternyata guru disini juga semangat dalam menulis. dan ini semoga dapat ditiru oleh sekolah yang lain” ujar Mismaruddin Mahdi.
Turut hadir juga dalam acara launching tersebut Camat Kecamatan Manggeng Hamdani, SE. sekretaris PDM Afdhal Jihad, tokoh pendidikan serta para orangtua siswa.
Setelah selesai launching. Acara ditutup dengan buka puasa bersama Guru SDIT beserta siswa-siswi dan orangtua serta para undangan. Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan lancar.
SDIT Peduli
Pada hari yang sama sebelum kegiatan launching buku sekolah ini melakukan kegiatan SDIT PEDULI yang diikuti oleh siswa kelas 3 SDIT Muhammadiyah Manggeng. Adapun sasaran bantuan diberikan kepada salah satu keluarga yang beralamat di gampong Pusu Kecamatan Manggeng Kab Aceh Barat Daya.
Tempat yang dituju adalah rumah M. Amin (50). Beliau mengindap penyakit kanker tulang pada tahun 2014 yang menyebabkan satu kakinya harus diamputasi. Istrinya bernama suryani yang berumur 35 tahun berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Pak Amin mempunyai 3 orang anak, anak pertama bernama M. Zaini kelas 1 SMP, anak kedua yaitu Humaira (4.5 tahun) dan Azzahra (2.5 tahun).
Pekerjaan beliau sehari-sehari saat ini yaitu pangkas rambut dikios kecil yang berada di depan rumahnya. Sebelum beliau terkena penyakit kanker, profesinya yaitu sebagai Nelayan. Beralih profesi setelah kaki sebelah kanan di amputasi.
2.5 tahun lalu beliau mulai mengidap sakit ginjal. Dan harus cuci darah 2 kali dalam seminggu ke RSUD Tengku Peukan Aceh Barat Daya, atau ke Banda Aceh jika tidak ada alat di Rumah Sakit Teuku Pekan atau diserang disebut Rumah Sakit Korea.
Ahamdulillah biaya pengobatannya selama ini ditanggung BPJS. Rumah yg ditempatinya merupakan bantuan renovasi dari pemerintah yaitu dana rehap, yang sebelumnya rumah hanya berukuran 1 kamar alhamdulillah sekarang sudah sedikit luas. Bantuan lain yang didapatkan sekarang adalah bantuan PKH. 5 tahun lalu sempat dapat bantuan uang utk kebutuhan khusus (cacat) tapi sekarang tidak ada lagi “ucap istri pak amin”
Sebelum pulang, Ustazah Nelvialis sebagai pendamping menyampaikan beberapa sedikit nasehat kepada pak Amin bahwa Allah memberikan penyakit ini kepada bapak bukan Allah benci melainkan bapak adalah orang yang sanggup dan sabar menerima musibah ini.
“Musibah inilah yang memberikan bapak pahala yang begitu besar. Kemudian jangan lupa ajarkan anak-anak kita untuk selalu berdoa untuk kedua orang tuanya. Karena jika kita sudah tiada do’a anak-anak yang shalehlah yang bisa kita harapkan,” pesannya. Suasana pun menjadi haru, mata para siswapun mulai berkaca-kaca.
Para ustazah pun merasa bangga dan kagum kepada pihak keluarga yang dikunjungi. Hal ini nampak dari wajah keluarga pak amin karena begitu sabar dalam menghadapi musibah ini walaupun sakit tapi masih sanggup mencari nafkah. (*)