TAJDID.ID || Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir mengutuk serangan brutal zionis Israel terhadap kaum muslim yang tengah beribadah di Masjid Al-Aqsa, Jum’at (15/4).
Diketahui, serangan polisi Israel kali ini melukai lebih 152 jamaah muslim, kian menambah daftar panjang kekejaman dan invasi Israel terhadap bangsa Palestina.
“Betapa berat penderitaan rakyat Palestina sejak tahun 1948 selain kehilangan tanah airnya yang sah juga terus menerus diserang, ditembaki, diteror, dan diagresi secara fisik sepanjang hidupnya. Perempuan dan anak-anak Palestina pun selalu menjadi korban kekejaman Israel,” ujar Haedar lewat sebuah tulisan yang diposting di laman Facebook pribadinya, Sabtu (16/4).
Baca juga: Brutal! Pasukan Zionis Israel Teror Jamaah Ramadhan di Masjid Al-Aqsha
Haedar mengatakan, kekejaman demi kekejaman yang dilakukan Israel sebenarnya bukan hanya menyangkut serangan brutal terhadap bangsa Palestina, tetapi sejatinya juga merupakan serangan nista terhadap peradaban dunia.
“Dunia modern yang seharusnya menjunjung tinggi kebebasan dan hak hidup manusia atau suatu bangsa, sungguh tidak dihiraukan oleh Israel. Serangan demi serangan, dari kekejaman yang satu ke kekejaman lainnya yang dilakukan Israel seolah boleh dan biasa di mata dunia,” kata Haedar.
Haedar melihat, Israel sendiri selalu memiliki alasan dalam melakukan serangan apapun dan kapan pun terhadap rakyat Palestina. Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) maupun negara-negara adidaya nyaris bungkam jika menyangkut serangan Israel.
“Tidak ada kecaman keras, apalagi sanksi,” sebut Haedar.
Bila dalam kasus agresi Russia ke Ukraina sertamerta negara-negara Eropa dan Amerika Serikat langsung bereaksi keras dan memberi sanksi, hal serupa tidak berlaku bagi Israel.
“Israel itu seakan boleh melakukan serangan fisik dan militer dalam bentuk apapun di wilayah Palestina. Rakyat dan wilayah Palestina dianggap bebas untuk diinvasi Israel sekehendaknya,” tegas Haedar.
Anehnya lagi, lanjut Haedar, lembaga-lembaga dan para aktivis hak asasi manusia di seluruh dunia pun nyaris bisu. Bila ada satu peristiwa dengan korban kecil di suatu negara selalu mudah menjadi isu dunia sebagai pelanggaran HAM, namun tiadak berlaku bagi Israel.
“Kelompok-kelompok pengusung perdamaian dunia dan forum-forum agama-agama nyaris bisu bila menyangkut Israel, seolah semua serangan demi serangan fisik itu menjadi lumrah. Penyuara anti-radikalisme dan anti-terorieme pun tidak terdengar sikap garangnya bila menyangkut tindakan super-radikal dan super-teror Zionis Israel,” kata Haedar.
“Inilah ironi tragis dunia global saat ini. Padahal sejatinya serangan demi serangan Israel terhadap wilayah dan bangsa Palestina sama dengan menyerang brutal dan menghancurkan peradaban dunia. Karena yang diserang ialah manusia, kebebasan, hak, dan eksistensi hidup sebuah bangsa yang semestinya menikmati kemerdekaannya secara leluasa,” imbuhnya.
Lantas Haedar mempertanyakan, kenapa di era dunia modern saat ini yang semestinya menjunjungtinggi peradaban manusia dengan segala hak asasinya masih terus membiarkan Israel untuk bebas menyerang, menyerbu, menginvasi, mengaresi, dan menindas bangsa lain tanpa sanksi dan usaha serius PBB dan negara-negara di dunia untuk menghentikannya secara nyata.
Ketika Irak era Saddam Hussein menginvasi Kuwait, kata Haedar, negara-negara sekutu Eropa sigap menghancurkan Irak hingga nasibnya nesta sampai saat ini. Begitu pun bila ada invasi atau pelanggaran HAM berat di suatu negara, banyak suara menentang dan mengecam.
“Namun Israel kekecualian. Inilah nestapa dan kelumpuhan peradaban dunia modern saat ini!” tutupnya. (*)
https://www.facebook.com/HaedarNs/posts/541978127284666