
Perlunya Memperhatikan Isu Lokal dan Perkuat Aksi
Gatot juga memberi masukan terkait dengan lokasi pelaksanaan program Eco-Bhinneka agar perlu diperhatikan dan didekatkan dengan isu lokal.
“Pendekatan isu lokal penting agar bisa duduk bersama dengan para pihak dalam mengkaji permasalahan lingkungan yang ada di area tersebut dan merumuskan solusinya bersama.” ujarnya.
Hening Parlan sebagai Advisor Program Eco-Bhinneka juga menegaskan bahwa dalam upaya Peace Building pendekatan yang dilakukan perlu diperkuat dengan aksi.
“Di dalam JISRA, pendekatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam membangun perdamaian harus ada aksi. Eco-Bhinneka membawa pendekatan pada aksi lingkungan.” imbuhnya. Ia berharap ke depan program ini dapat menjadi program yang dimiliki bersama lintas agama di Indonesia.
Rencana tindak lanjut dari silaturahmi tersebut antara lain yakni disepakatinya kerjasama antara tim Eco-Bhinneka dengan MLH PP Muhammadiyah dalam penyusunan modul Eco-Bhinneka hingga penyelenggaraan Training of Trainer (TOT) Eco-Bhinneka. Pertemuan yang diselenggarakan secara hybrid tersebut diikuti 26 orang, baik yang hadir luring di kampus UMY maupun hadir daring di teleconference ZOOM. (*)
Kontributor: Dzikrina Farah Adiba